Logo Bloomberg Technoz

Chatib Basri Ungkap Alasan Tabungan Masyarakat di Bank Minim

Azura Yumna Ramadani Purnama
29 January 2024 16:25

Ilustrasi ATM Bank. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Ilustrasi ATM Bank. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Senior Chatib Basri yang sekaligus mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai penurunan pertumbuhan simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) perbankan disebabkan banyak masyarakat yang sudah kembali menggelontorkan uangnya setelah masa pandemi Covid-19 usai.

Seperti diketahui, likuiditas perbankan mengetat, ditunjukkan oleh data DPK pada November 2023 yang hanya tumbuh 3,8%, hanya berubah tipis dari laju pertumbuhan bulan sebelumnya. Dalam perkembangannya, Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6%.

“Karena di dalam masa Covid orang nabung, jadi setelah Covid orang spend (menghabiskan dana), jadi DPK mengalami penurunan,” tuturnya kepada wartawan di St Regis Hotel, Jakarta Selatan, Senin (29/1/2024).

Seperti diketahui, secara historis pertumbuhan DPK memang tercatat melandai sejak awal hingga akhir tahun lalu. Berdasarkan data BI, pada Januari dan Februari 2023, DPK masih tumbuh di level 8,03% dan 8,18%. Kemudian, pertumbuhan DPK surut pada periode Maret, April, dan Mei masing-masing ke level 7%, 6,8%, 6,55%.

Kinerja DPK perbankan bahkan sempat turun ke level 5,79% pada Juni, tetapi kemudian mampu bangkit lagi dan tumbuh 6,62%, 6,24%, dan 6,54% pada Juli, Agustus, dan September. Namun, kondisi melemah pada Oktober dengan DPK hanya tumbuh 3,43%. Pertumbuhan DPK kembali lunglai pada November menjadi hanya 3,04%. Hingga akhirnya, bank sentral tutup mulut terkait kinerja pertumbuhan DPK Desember 2023.