Logo Bloomberg Technoz

"Aliran-aliran seperti itu ada filosofinya, namanya kapitalisme neoliberal yang mengajarkan bahwa keserakahan adalah baik yang penting ada pertumbuhan, yang penting kaya raya 1% itu namanya trickle down economics," ungkap Prabowo.

"Jadi yang miskin tidak apa-apa ya nanti tinggal menunggu tetesan ke bawah, masalahnya netesnya itu begitu sampai di bawah kita semua sudah mati," lanjutnya.

Prabowo mengatakan Indonesia harus berani meninggalkan paham tersebut. Dia berharap perekonomian Indonesia ke depannya akan berasaskan kerakyatan.

"Yang lemah harus kita angkat, kita harus juga wujudkan persatuan nasional tidak boleh ada suatu pemikiran bahwa, yang penting daerah saya, satu untuk semua, semua untuk satu itu adalah azas kita," tegas Prabowo.

"Artinya Ekonomi Pancasila mengambil esensi sosialisme, di mana yang miskin harus diurus oleh negara," pungkasnya.

Namun yang menarik, Prabowo sendiri diketahui merupakan politikus dengan latar belakang mantan pejabat tentara yang memiliki sejumlah lini bisnis seperti usaha tambang seperti batu bara kemudian perkebunan berbagai komidtas termasuk kelapa sawit. Prabowo dan adiknya Hasjim Djojohadikusumo dikenal merupakan pengusaha teras di Indonesia.

Prabowo juga diketahui memiliki perusahaan besar dalam berbagai bidang yang banyak beroperasi di wilayah Kalimantan seperti Nusantara Energy yang bergerak di bidang energi yang merupakan induk perusahaan Nusantara Kaltim Coal. Dalam bidang kertas, Prabowo jga pemilik PT Kertas Nusantara. Ada pula PT Kiani Hutan Lestari yakni area perkebunan. Selain Kiani, wilayah yang pengelolaanya dimiliki Prabowo juga PT Belantara Pusaka di wilayah Kalimantan. PT Tanjung Redeb Hutani juga perusahaan perkebunan miliki Prabowo di Berau, Kalimantan Timur. Sementara di Aceh, ada PT Tusam Hutani Lestari milik Prabowo yang merupakan pengelola hutan pinus.

Sementara itu, Partai Gerindra kembali mengusung Prabowo sebagai calon presiden di Pemilu 2024. Sejauh ini, dia sudah mendapatkan dukungan dari PAN, Demokrat, Partai Garuda, Golkar, PBB, Partai Gelora, dan Partai Garuda.

(prc/dhf)

No more pages