Logo Bloomberg Technoz

The Fed Mungkin Tahan Bunga, Pasar Keuangan RI Bersuka Cita

Ruisa Khoiriyah
30 August 2023 12:51

Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Para pemodal global seakan mendapatkan angin segar dari penurunan angka lowongan kerja baru di Amerika Serikat, salah satu ukuran yang menjadi obsesi bank sentral 'the Fed' sekian lama, setelah sempat dibikin gugup oleh pernyataan hawkish Jerome Powell pekan lalu. 

Kini, pemodal di pasar global mulai meragukan skenario kenaikan bunga the Fed lebih lanjut sebesar 25 bps di sisa tahun ini. Keraguan itulah yang menjadi bahan bakar aksi beli di pasar global dan merembet ke pasar domestik hari ini dengan nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan hari ketiga, juga hijaunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiga hari berturut-turut. 

Optimisme pemodal di pasar dalam negeri tidak bisa dilepaskan dari laju aksi beli di pasar global dengan indeks obligasi di negara maju dan pasar negara berkembang kompak menguat. 

Para trader menurunkan perkiraan akan peluang kenaikan 25 bps Fed Funds Rate pada sisa tahun ini. Mengacu pada CME Fedwatch, probabilitas kenaikan FFR pada November dan Desember menurun menjadi masing-masing 41,1% dan 38,9%.

Sehari sebelumnya, tingkat peluang kenaikan masih di angka 51% dan 47,3%.