Logo Bloomberg Technoz

Dengan demikian, suku bunga acuan BI sudah dipertahankan selama 6 bulan berturut-turut. Keputusan tersebut, konsisten dengan posisi (Stance) kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali. Hingga akhir 2023, BI memperkirakan inflasi akan terjaga di kisaran target 2-4%. Untuk 2024, target inflasi ada di 2,5-3,5%.

Kebijakan moneter tersebut akan berfokus untuk penguatan stabilitas nilai tukar rupiah untuk mengendalikan imported inflation dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Secara regional, tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan tumbuh 0,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II-2023 atau sama dengan pertumbuhan PDB pada kuartal I-2023, dan lebih tinggi dari estimasi pertumbuhan 0,8% yoy.

“Secara kuartalan (quarter-to-quarter/qoq), ekonomi Korea Selatan tumbuh 0,6%, laju tercepat sejak kuartal II-2022 dan lebih tinggi dari pertumbuhan 0,3% pada kuartal I-2023,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.

Sentimen selanjutnya, Politburo Partai Tiongkok berjanji untuk mengimplementasikan perubahan besar dalam dinamika antara permintaan dan penawaran pada pasar properti, dengan kebijakan yang sesuai dengan kondisi di setiap kota untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat atas perumahan dan lingkungan hidup yang lebih baik.

Pertemuan Politburo pada Juli biasanya menentukan arah kebijakan ekonomi Tiongkok pada semester II, dengan para pengamat menantikan panduan yang lebih tegas mengenai dukungan kebijakan untuk pertumbuhan yang mulai goyah.

Sementara itu, Perhitungan awal data Manufacturing PMI Amerika Serikat naik ke level 49,0 dari level terendah dalam 6 bulan pada angka 46,3 pada Juni dan lebih baik dari estimasi yang berada pada level 46,2 di tengah level produksi yang tidak berubah dan terjadinya penurunan pesanan baru (New Orders) yang lebih kecil.

Bersamaan dengan data tersebut, perhitungan awal (Flash) data S&P Global Composite PMI AS tercatat pada level 52,0 pada Juli, turun dari sebelumnya level 53,2, akan tetapi angka di atas 50 masih mengindikasikan laju ekspansi.

Investor juga tengah mencermati respons pasar atas 99,8% peluang Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada Rabu waktu setempat ke kisaran 5,25%-5,50%, yang merupakan suku bunga acuan tertinggi sejak 2001.

Investor juga merasa optimis ini akan menjadi kenaikan suku bunga yang terakhir dengan memprediksi 84% peluang The Fed akan menahan kenaikan suku bunga acuan pada bulan September.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG masih berlanjut menguat 0,3% ke 6.917 dan masih didominasi volume pembelian, namun demikian penguatan IHSG tertahan oleh Upper-Band.

“Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada di akhir wave iii dari wave (a) dari wave [iii], sehingga IHSG masih berpeluang menguat ke arah 6.954,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (26/7/2023).

Herditya juga memberikan catatan, waspadai akan adanya koreksi pada IHSG untuk membentuk wave iv ke rentang area 6.783-6.868.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BIRD, BRPT, INDY, dan PTRO.

Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Selasa kemarin IHSG menguat 0,27% ke 6.917, dengan investor asing mencatatkan net buy sejumlah Rp613 miliar pada reguler market. Dengan saham rekomendasinya ialah BBNI, INCO, ADRO, UNTR, PGEO, dan ACES.

(fad/evs)

No more pages