Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Hadapi Banyak Tekanan Hari Ini Setelah Menguat Dua Hari

Ruisa Khoiriyah
26 July 2023 07:53

Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)
Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keberhasilan mata uang Indonesia rupiah mencetak penguatan dua hari berturut-turut mungkin akan menghadapi tantangan hari ini menyusul data terbaru pelemahan pertumbuhan kredit perbankan domestik ke level terendah dalam 15 bulan terakhir.

Pada saat yang sama, pernyataan gamblang dari Bank Indonesia bahwa tidak akan ada lagi kenaikan bunga acuan BI7DRR kendati Federal Reserve berpeluang mengerek bunga Fed fund rate ke 5,75%, juga bisa semakin mempersempit selisih imbal hasil surat utang Amerika (US Treasury) dengan Surat Berharga Negara (SUN/INDOGB). Semakin sempitnya selisih imbal hasil berisiko memupus selera berinvestasi pemodal terutama nonresiden pada aset rupiah.

Imbal hasil SUN tenor 2 tahun yang cenderung lebih sensitif terhadap arah kebijakan moneter, terpantau melanjutkan kenaikan dalam tiga hari berturut-turut, di saat yield INDOGB 10 tahun terus melandai dalam dua hari terakhir. Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin (25/7/2023), yield SUN 2 tahun berada di level 6,049%, sedangkan INDOGB 10 tahun di posisi 6,238%.

Penurunan selera investasi pemodal terlihat dalam anjloknya nilai penawaran masuk dalam lelang SUN yang digelar pemerintah Selasa kemarin. Nilai incoming bids tercatat anjlok 35,1% dari sebesar Rp47,8 triliun di lelang sebelumnya menjadi cuma Rp30,99 triliun pada lelang 25 Juli. Dari nilai itu, penawaran masuk dari investor asing tercatat sebesar Rp4,8 triliun.

Di pasar derivatif nondeliverable forward, pairing USD/IDR 1 bulan dan 1 minggu diperdagangkan di level lebih rendah dalam tiga hari terakhir pada Selasa malam. Sementara dalam penutupan perdagangan kemarin di pasar spot, pasangan valuta USD/IDR ditutup melemah 30 bps dan mengantarkan lagi nilai tukar rupiah menjauhi zona psikologis Rp15.000/US$. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup seharga Rp14.993, sedangkan kurs referensi JISDOR Bank Indonesia ditutup lebih lemah di posisi Rp15.007/US$ usai gelar konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI.