Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan dolar AS menjadi momentum bagi rupiah dan mata uang Asia untuk menyalip. Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,41% ke 97,884.

Pagi ini, indeks tersebut masih merah. Pada pukul 09:33 WIB, Dollar Index terpangkas 0,08% ke 97,804, terendah sejak 3 Oktober atau hampir tiga bulan terakhir.

Perkembangan di AS menjadi katalis optimisme pasar. US Bureau of Economic Analysis mengumumkan ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh 4,3% pada kuartal III-2025. Ini menjadi catatan tertinggi dalam dua tahun terakhir dan jauh di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan 3,3%.

Data tersebut membuat bursa saham New York bergairah. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks S&P 500 menguat 0,46% ke rekor tertinggi sepanjang sejarah. 

“Jika konsumen AS tetap tangguh pada kuartal IV-2025, maka akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang kuat dan laba korporasi yang solid. Realisasi laba bersih terus memberi kejutan, dan sinyal bullish diharapkan berlanjut pada 2026,” kata Bret Kenwell dari eToro, seperti diwartakan Bloomberg News.

Hawa optimisme di pasar membuat investor berani masuk ke aset-aset berisiko, termasuk di negara-negara berkembang Asia. Hasilnya, rupiah dan mata uang Benua Kuning berhasil menguat.

(aji)

No more pages