Logo Bloomberg Technoz

Periklindo: 2026 Tanpa Insentif, Langkah Mundur Industri EV

Merinda Faradianti
23 December 2025 16:20

Mobil listrik kei BYD Co. Racco dipamerkan dalam dalam ajang Japan Mobility Show di Tokyo, Jepang, Rabu (29/10/2025). (Akio Kon/Bloomberg)
Mobil listrik kei BYD Co. Racco dipamerkan dalam dalam ajang Japan Mobility Show di Tokyo, Jepang, Rabu (29/10/2025). (Akio Kon/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) menyebut, tidak adanya insentif kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di tahun 2026, akan berpengaruh pada sisi penjualan atau sales. Terlebih, ekosistem EV di Tanah Air dinilai belum terbentuk dengan baik.

Wakil Ketua Bidang Pengembangan dan Penelitian Periklindo, Prabowo Kartoleksono menilai, kebanyakan masyarakat membeli mobil EV lantaran dengan alasan berhemat dibanding untuk mengurangi emisi karbon.

“Kenapa orang beli mobil listrik, saya berpendapat bahwa yang dicari itu sebenarnya, hemat. Kalau kita sekarang ngotot ke pemerintah untuk bahwa EV harus dapat insentif, saya pikir nggak ada gunanya. Kita akan buang energi semua orang nanti, karena pemerintah sudah bilang bahwa nggak akan ngasih insentif,” katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/12/2025).


Bahkan Prabowo menekankan, tidak adanya insentif ini akan membuat langkah mundur dalam penetrasi EV di Tanah Air. Pasalnya, harga mobil listrik akan naik dari harga periode sebelumnya. 

“Kalau untuk penetrasi, iya. Pasti iya, langkah mundur sekali. Karena orang yang tadinya harganya Rp195 juta, mungkin harganya naiknya jadi sekitar Rp235 juta. Pasti kan pengaruh yang tadinya duitnya udah cukup, tiba-tiba jadi nggak cukup,” tambahnya.