Lulusan Baru & Kecerdasan Buatan AI Diklaim Sengit Berebut Kerja
Farid Nurhakim
15 December 2025 13:58

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lanskap bagi lulusan perguruan tinggi baru yang memasuki dunia kerja mengalami perubahan mendalam, sejalan dengan meluasnya teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di pelbagai industri. Studi dan survei sepanjang 2024-2025 melaporkan terdapat penurunan tajam dalam peluang kerja tingkat pemula, misalnya perusahaan teknologi Inggris memangkas posisi lulusan baru senilai 46% dari 2023-2024 dan memperkirakan penurunan lebih lanjut sebesar 53% pada 2026 mendatang.
Melansir IntuitionLabs, Senin (15/12/2025) analisis Stanford menemukan bahwa dalam pekerjaan yang sangat terpapar AI generatif, pekerja di awal karir pada usia 22-25 tahun telah mengalami penurunan relatif dalam lapangan kerja sebesar 13%.
Pada sebuah survei menunjukkan, meningkatnya kecemasan di kalangan mahasiswa, di mana jajak pendapat Handshake pada awal 2025 menemukan 56% dari mahasiswa senior tahun 2025 merasa agak atau sangat pesimis tentang prospek karir mereka dan 62% khawatir tentang dampak AI.
Didorong oleh tren ini, perusahaan-perusahaan tengah mempertimbangkan kembali perekrutan dan persyaratan keterampilan. Semakin banyak dari mereka menggunakan alat AI dalam perekrutan seperti penyaringan resume otomatis, chatbot, dan lain-lain, dan 73% pelamar tingkat pemula menduga bahwa AI telah menghalangi lamaran mereka.
Menurut survei firma riset pasar International Data Corporation (IDC), 66% perusahaan mengurangi perekrutan tingkat pemula karena AI, dengan 91% melihat pekerjaan berubah atau dihilangkan oleh otomatisasi. Pada saat yang sama, beberapa perusahaan menekankan keterampilan khusus AI serta hanya 5% pemberi kerja yang masih mensyaratkan gelar untuk karyawan baru, atau lebih memilih sertifikasi AI teknis dan kredensial pelatihan pemrograman.































