Logo Bloomberg Technoz

"Ini benar-benar mengguncang perdagangan dunia, sehingga pertumbuhan ekonomi global itu dirasa akan merosot," tutur dia.

Ekspor melambat

Dengan kondisi itu, Enrico juga memperkirakan ekspor pada tahun depan akan mengalami perlambatan yang cukup signifikan akibat ketidakpastian tarif tersebut.

Selain itu, polemik tarif yang berlangsung sejak April lalu juga telah membuat eksportir melakukan frontloading, sehingga pada 2026 kondisi ini tidak memungkinkan kembali terjadi.

"Tahun depan ini ketidakpastian meningkat, jadi akan mungkin ekspor akan turun. Karena kenapa frontloadingnya sudah selesai," kata dia.

"Lalu, ada juga risiko geopolitik itu terlihat hubungan Amerika dengan China akan menjadi pusat perhatian yang mungkin menyebabkan volatilitas pasar juga akan meningkat."

Dalam kesempatan lain, ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyebut tahun 2026 akan menjadi periode krusial bagi perekonomian Indonesia.

Dia menyebut setidaknya akan ada sejumlah jebakan ekonomi yang dapat menahan laju pertumbuhan dan membuat target ekonomi pemerintah sulit tercapai.

Jebakan tersebut meliputi , program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang masih simpang siur; pemotongan transfer ke daerah (TKD); potensi bencana alam; dramatisasi pemberantasan korupsi; serta masih banyaknya BUMN sakit yang diberi penugasan tak realistis.

"95% Dividen dihasilkan dari 8 BUMN, khususnya 4 bank; ini menggambarkan bahwa mayoritas dari 1.000 BUMN hidup sulit," jelasnya.

"Danantara perlu diberi ruang berkreasi dan berinovasi, jika ingin ia lahir sebagai Temasek/Khazanah versi Indonesia dalam 10 tahun mendatang," pungkasnya.

(ibn/roy)

No more pages