Investor Want and See, Rupiah Terkoreksi
Tim Riset Bloomberg Technoz
04 December 2025 15:56

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sinyal penguatan rupiah sedikit terganggu pada perdagangan sore ini. Mata uang Garuda ditutup melemah 0,17% ke posisi Rp16.650 per dolar Amerika Serikat (AS), setelah sempat menguat pada akhir November hingga awal Desember.
Padahal, indeks dolar juga tergelincir 0,01% di 98,847. Meski tipis, tetapi bisa menandakan pasar global cenderung memilih aset-aset safe haven menjelang rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan.
Mayoritas mata uang Asia kompak memerah dipimpin oleh baht Thailand 0,29%, won Korea Selatan 0,27%, peso FIlipina 0,22%, dan dolar Singapura 0,13%. Sementara, rupee India menguat 0,25%, yen Jepang 0,25%, dan ringgit Malaysia 0,24%.
Walaupun dolar AS menguat karena sentimen wait and see, data fundamental AS justru menunjukkan tanda moderasi ekonomi. Data ketenagakerjaan AS mencatat kontraksi pada November 2025, jauh dari ekspektasi pasar.
Angka ini memberi sinyal bahwa tekanan ekonomi mulai muncul di sektor yang biasanya paling tangguh. Namun, bukannya melemahkan dolar AS, data tersebut justru meningkatkan volatilitas karena investor menilai dapat mempengaruhi arah kebijakan The Fed.





























