Logo Bloomberg Technoz

“Iya betul peningkatan pengawasan dan jika perlu audit kepatuhan aspek lingkungan,” tegas Bisman.

Ilustrasi Tambang Martabe (Dok. Envato)

Dia memandang kegiatan pertambangan sepanjang dilakukan secara legal maka akan didahului studi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang memuat proyeksi dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan dan upaya mitigasinya.

Selanjutnya, pada saat operasi penambangan maka akan dilakukan dengan prinsip praktik pertambangan baik atau good mining practice. Bisman juga menyatakan perusahaan pertambangan diharuskan mematuhi aturan reklamasi dan melakukan pasca tambang.

“Jadi dampak pertambangan terhadap lingkungan telah dilakukan upaya sistematis,” papar dia.

Menurut Bisman, praktik pertambangan yang merusak lingkungan umumnya dilakukan oleh perusahaan tambang ilegal atau tak memiliki izin. Dia memandang aktivitas pertambangan tanpa izin umumnya dilakukan tanpa memerhatikan lingkungan sekitar.

“Karena mereka tidak melakukan tanggung jawabnya terhadap lingkungan, yang ini pasti merusak parah dantidak bertanggung jawab,” ungkapnya.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Utara menuding aktivitas tambang emas martabe milik PT Agincourt Resources (PTAR) memperparah banjir di Sumut lantaran telah mengurangi tutupan hutan dan lahan sekitar 300 hektare (ha).

Selain itu, fasilitas pengolahan limbah tambang atau tailing management facility juga berada dekat sungai Aek Pahu yang mengaliri Desa Sumuran.

Organisasi lingkungan tersebut juga mencatat keluhan warga ihwal kualitas air yang menurun ketika musim hujan, usai beroperasinya Pit Ramba Joring pada 2017.

“Warga menyampaikan bahwa sejak beroperasinya PIT Ramba Joring, air sungai sering kali keruh saat musim hujan,” kata Direktur Eksekutif Walhi Sumut Rianda Purba, dalam keterangan tertulis, yang diterima Selasa (2/12/2025).

Berdasarkan data citra satelit pada 2025, Walhi mencatat pembukaan hutan di areal harangan Tapanuli yakni di Batang Toru, Tapanuli Selatan sangat masif terjadi.

Lokasi tersebut padahal memiliki nilai konservasi tinggi dan menjadi benteng alam jika hujan terjadi.

“Tak jauh dari lokasi penambangan emas, muncul pada 2025 lahan gundul yang luas di daerah Tapanuli Tengah,” tulis kata Rianda.

Adapun, manajemen PTAR membantah aktivitas tambang perusahaan memperparah bencana banjir di Sumut, sebab lokasi banjir bandang di Desa Garoga berada di daerah aliran sungai (DAS) Garoga yang berbeda dan tidak terhubung dengan lokasi PTAR beroperasi di DAS Aek Pahu.

Senior Manager Corporate Communications PTAR Katarina Siburian Hardono menjelaskan operasi tambang dijalankan dengan meminimalkan dampak lingkungan serta mematuhi peraturan yang berlaku.

Dia juga mengklaim operasional tambang telah mencakup upaya mitigasi banjir, serta memastikan konservasi hutan dan keanekaragaman hayati di area tambang dan sekitarnya.

“Pemantauan kami juga tidak menemukan material kayu di DAS Aek Pahu yang dapat dikaitkan dengan temuan di wilayah banjir,” kata Katarina ketika dimintai konfirmasi Bloomberg Technoz, Senin (1/12/2025).

Terpisah, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyatakan wilayah kerja tambang emas Martabe berada jauh dari lokasi terjadinya banjir bandang.

Enggak, katanya wilayah kerjanya jauh,” kata Yuliot saat membantah aktivitas tambang tersebut memperparah banjir di Sumut, kepada awak media, di kantor Kementerian ESDM, Senin (1/12/2025).

(azr/wdh)

No more pages