Logo Bloomberg Technoz

“Ini dicek di lapangan. Besok Pak Menteri akan lihat dari atas besok,” ucap Yuliot.

Sebagai informasi, tambang emas Martabe milik PTAR di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara dituding memperparah banjir di provinsi itu sebab diduga berdiri di ekosistem Batang Toru; yang merupakan salah satu bentang hutan tropis esensial terakhir di wilayah tersebut.

Wahana Lingkungan Indonesia (Walhi) Sumut mencatat terdapat 8 kabupaten/kota di Sumut yang terdampak banjir bandang dan longsor, banjir terparah terjadi di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah.

Walhi menyatakan bencana tersebut paling parah melanda wilayah yang berada di ekosistem Harangan Tapanuli atau Ekosistem Batang Toru– salah satu bentang hutan tropis esensial terakhir di Sumut.

Berdasarkan data citra satelit pada 2025, Walhi mencatat pembukaan hutan di areal harangan Tapanuli yakni di Batang Toru, Tapanuli Selatan sangat masif terjadi. Lokasi tersebut padahal memiliki  nilai konservasi tinggi dan menjadi benteng alam jika hujan terjadi.

“Tak jauh dari lokasi penambangan emas, muncul pada 2025 lahan gundul yang luas di daerah Tapanuli Tengah,” tulis Walhi Sumut dalam akun Instagram resminya.

Manajemen PTAR membantah aktivitas tambang perusahaan memperparah bencana banjir di Sumut, sebab operasi tambang dijalankan dengan meminimalkan dampak lingkungan serta mematuhi peraturan yang berlaku.

Senior Manager Corporate Communications PTAR Katarina Siburian Hardono menjelaskan operasional tambang telah mencakup upaya mitigasi banjir, serta memastikan konservasi hutan dan keanekaragaman hayati di area tambang dan sekitarnya.

Dia juga mengklaim lokasi banjir bandang di Desa Garoga berada di daerah aliran sungai (DAS) Garoga yang berbeda dan tidak terhubung dengan lokasi PTAR beroperasi di DAS Aek Pahu.

“Pemantauan kami juga tidak menemukan material kayu di DAS Aek Pahu yang dapat dikaitkan dengan temuan di wilayah banjir,” kata Katarina ketika dimintai konfirmasi Bloomberg Technoz, Senin (1/12/2025).

Katarina menyatakan, berdasarkan pemantauan perusahaan, banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi merupakan dampak cuaca ekstrem yang dipicu siklon tropis Senyar yang melanda wilayah Sumut.

Dalam situs resminya, 95% saham PTAR tercatat dimiliki oleh PT Danusa Tambang Nusantara yang merupakan anak perusahaan PT Pamapersada Nusantara (Pama) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR).

Konstruksi tambang tersebut dimulai sejak 2008 dan produksi dimulai pada 2012. Total area konsesi yang mencakup tambang emas Martabe tercantum dalam kontrak karya 30 tahun generasi keenam antara PTAR dan pemerintah.

Luas awal yang ditetapkan pada 1997 tercatat selebar 6.560 km persegi (km2), tetapi dengan beberapa pelepasan kini menjadi 130.252 hektare (ha) yang berlokasi di Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Mandailing Natal.

Area operasional tambang emas Martabe dalam konsesi tersebut terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas area 509 ha per Januari 2022.

PTAR mengoperasikan tiga pit terbuka; Pit Rambing Joring yang dibuka pada 2017, Pit Barani dibuka pada 2016, dan Pit Purnama yang dibuka pada 2011.

Perusahaan juga mengoperasikan pabrik pengolahan bijih emas dengan teknologi carbon-in-leach (CIL) dengan fasilitas prasarana dukungan seperti jalan angkut, fasilitas penampungan tailings, tangki penyimpanan air baku, bendungan pengendali sedimen, instalasi pengolahan air, switchyard, fuel depot, workshop, dan warehouse.

(azr/wdh)

No more pages