Superbank Mau IPO, Begini Prospek dan Risiko Bank Digital
Dian Sari Pertiwi
26 November 2025 14:14

Bloomberg Technoz, Jakarta - Industri perbankan di Indonesia sudah menjadi pasar dengan kategori red ocean, tetapi bukan berarti ceruknya sudah habis oleh para pemain lama. Sebab, Indonesia masih menjadi negara berpenduduk unbanked keempat di dunia. Jadi sekitar 80% populasi negara ini belum memiliki rekening bank.
Di tengah ketatnya persaingan pasar perbankan, PT Super Bank Indonesia percaya diri untuk melanggeng ke bursa saham untuk menggalang dana. Hadirnya emiten baru berkode SUPA ini akan melengkapi delapan emiten bank yang sudah lebih dulu melantai di bursa.
Lantas, apa yang membuat Super Bank berbeda dari emiten lainnya?
Superbank Indonesia sebelumnya bernama PT Bank Fama Internasional yang beroperasi sejak 1993. Pada akhir tahun 2021, Emtek Group masuk menjadi pemegang saham pengendali. Tak lama berselang, pada awal tahun 2022, Grab dan Singtel masuk sebagai pemegang saham, disusul oleh KakaoBank yang bergabung pada tahun 2023. Masuknya perusahaan-perusahaan disebut sebagai langkah strategis Superbank yang ingin bertransformasi sebagai bank digital. Beberapa kali, Superbank mendapat suntikan modal dari Grab, Singtel, dan KakaoBank.
Perseroan menawarkan solusi perbankan digital melalui aplikasi Superbank, Grab, dan OVO, termasuk rekening tabungan, pinjaman digital, dan solusi pembayaran yang memudahkan transaksi sehari-hari.,





























