Logo Bloomberg Technoz

Profil Soeharto: Jadi Pahlawan Nasional di Tengah Kritik

Dovana Hasiana
11 November 2025 10:38

Presiden Indonesia ke-2, Soeharto. (Tangkapan Layar via Wikipedia)
Presiden Indonesia ke-2, Soeharto. (Tangkapan Layar via Wikipedia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto kukuh memberikan gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 Soeharto, 10 November lalu. Pada saat upacara penganugerahan, dua anggota keluarga cendana -- sebutan keluarga Soeharto, hadir sebagai ahli waris yaitu Bambang Trihatmodjo dan Siti Hardiyanti Rukmana atau Tutut. 

Prabowo memasukkan nama mertuanya tersebut ke dalam daftar 10 pahlawan nasional baru Indonesia meski pengajuannya terus menuai kritik dan polemik. Soeharto akhirnya mendapatkan gelar pahlawan nasional usai gagal diajukan pada era Presiden ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono (2010) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (2015). Kala itu, Soeharto mendapat jegalan yang sama yaitu tuduhan keterlibatan pada pelanggaran HAM berat masa lalu; dan dugaan korupsi saat berkuasa selama 32 tahun.

Soeharto tercatat lahir pada 8 Juni 1921, di desa Kemusuk daerah Argomulyo Godean, sebelah Barat Yogyakarta. Saat Indonesia menjadi republik pada 1950, Soeharto telah menjabat sebagai komandan batalyon di Jawa tengah dan mencapai pangkat letnan kolonel. 


Selama 15 tahun berikutnya dia naik pangkat melalui jajaran Tentara Nasional Indonesia, menjadi kolonel pada 1957, brigadir jenderal pada 1960, dan mayor jenderal pada 1962. Pada 30 September 1965, Soeharto yang menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) memimpin upaya pembantaian kelompok Partai Komunis Indonesia. 

Pada Maret 1967, MPRS secara resmi menunjuk Soeharto sebagai penjabat presiden, dan pada Maret 1968 memilihnya untuk masa jabatan lima tahun sebagai presiden.