Sisanya, hampir seluruh mata uang utama Asia menghuni zona merah. Baht Thailand menjadi yang terlemah dengan depresiasi 0,38%. Disusul oleh peso Filipina (-0,29%) dan rupiah di posisi ketiga terbawah.
Dolar AS memang sedang kuat. Pada pukul 09:12 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,09% ke 97,325.
Indeks ini menguat usai lemas dua hari beruntun.
Dolar AS mendapat angin segar setelah pernyataan terbaru dari Jerome ‘Jay’ Powell, Gubernur Federal Reserve (bank sentral AS). Dalam sebuah acara di Rhode Island, Powell kembali menekankan risiko yang mengintai perekonomian Negeri Paman Sam.
The Fed, menurut Powell, harus menyeimbangkan antara inflasi yang masih di atas target 2% dan kelesuan di pasar tenaga kerja. “Tidak ada jalan yang bebas risiko,” tegasnya, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Pernyataan Powell ini dinilai kurang dovish oleh pelaku pasar. Akibatnya prospek pelonggaran kebijakan moneter menjadi agak samar-samar.
Hal ini kemudian dimanfaatkan investor untuk mulai memborong dolar AS. Perilaku ini membuat mata uang Negeri Adidaya mulai bangkit dari keterpurukan dan mengantar mata uang Asia ke jalur merah, termasuk rupiah.
(aji)




























