Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesar Lembang kembali jadi sorotan setelah gempa bermagnitudo 2,3 mengguncang Kota Cimahi pada Selasa (19/8/2025) pukul 11.41 WIB. Guncangan ini memang kecil, namun cukup untuk mengingatkan kembali betapa rentannya kawasan Bandung Raya terhadap aktivitas tektonik patahan aktif yang satu ini.

Sesar yang membentang dari timur hingga barat Jawa Barat itu seolah menjadi “bom waktu” yang tak pernah benar-benar tidur. Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, hingga Kabupaten Bandung Barat berada di jalur rawan dampaknya. 

Pertanyaan yang muncul kini: seberapa besar ancaman nyata dari Sesar Lembang bagi jutaan penduduk yang tinggal di sekitarnya?

Asal Usul Nama Lembang

Lembang sejatinya bukan sekadar nama daerah, melainkan sarat dengan makna kebumian. Dalam tradisi Sunda, kata “Lembang” diibaratkan dari gerakan sebuah boboko (bakul bambu untuk mencuci beras). Saat dimiringkan agar air cepat turun, posisi miring itu disebut lembang.

Nama ini sejalan dengan fenomena geologi di wilayah tersebut, yaitu keberadaan patahan bumi yang miring ke arah barat. Dari situlah lahir sebutan “Sesar Lembang”. Tak sekadar label geografis, nama ini menjadi pengingat alami bahwa bumi di kawasan tersebut menyimpan rekam jejak pergerakan tektonik yang panjang.

Sesar Lembang Menurut Para Ahli