Logo Bloomberg Technoz

Tarif AS 19% Berlaku, PDB Indonesia Berpeluang Turun di Bawah 5%

Sultan Ibnu Affan
11 August 2025 19:50

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Bloomberg)
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan ekonom menakar sejumlah dampak negatif dari resminya pemberlakuan tarif 19% Amerika Serikat (AS) ke Indonesia pada 7 Agustus 2025 lalu terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada semester kedua tahun ini.

Kelapa Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa dampak negatif tersebut akan berasal dari kinerja ekspor dalam negeri. Ia memproyeksi akan terjadi  perlambatan imbas adanya proyeksi permintaan pasar produk utama dalam negeri ke Negeri Paman Sam.

"Dampak ini membuat proyeksi kami [terhadap pertumbuhan ekonomi nasional] di keseluruhan tahun ini di kisaran 4,8% atau poin estimasi rata-rata berada di 4,99% atau sedikit di bawah 5%," ujar Josua dalam Media Briefing Economic Review Semester I-2025, Senin (11/8/2025).


Lebih detail Josua mengatakan bahwa perlambatan ekspor pada paruh kedua tahun ini akan dirasakan oleh sejumlah komoditas andalan dalam negeri untuk pasar AS. Beberapa contoh produknya seperti pakaian jadi, alas kaki, produk karet dan kayu, hingga elektronik.

Apalagi, lanjut dia, AS juga menjadi negara tujuan pasar ekspor Indonesia kedua terbesar di bawah China. Secara keseluruhan, potensi penurunan ekspor nasional pada paruh kedua tahun ini dapat mencapai dikisaran 5 hingga 10% secara tahunan.