Logo Bloomberg Technoz

Likuiditas Makin Seret & Tabungan Turun, Korporasi Tahan Ekspansi

Ruisa Khoiriyah
29 May 2023 13:10

Ilustrasi uang rupiah, (Photo By johan10 via Envato)
Ilustrasi uang rupiah, (Photo By johan10 via Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Langkah pengetatan moneter yang ditempuh Bank Indonesia (BI) sejak Agustus tahun lalu, semakin memperlihatkan dampak nyata terhadap perkembangan perekonomian saat ini. Likuiditas perekonomian semakin ketat yang terindikasi dari perlambatan pertumbuhan uang beredar di tengah masyarakat. Minat orang Indonesia untuk menabung juga turun terindikasi dari anjloknya laju pertumbuhan tabungan individu di perbankan pada April.

Data terbaru yang dirilis oleh bank sentral memperlihatkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2023, tumbuh 5,5% secara tahunan. Capaian pertumbuhan itu mencerminkan penurunan dibandingkan Maret lalu yang masih tumbuh 6,2%.

Penurunan laju pertumbuhan uang beredar pada April tersebut menggenapi tren perlambatan yang telah berlangsung sejak Oktober tahun lalu, atau telah berlangsung selama enam bulan berturut-turut. Juga, menjadi laju pertumbuhan terendah sejak 2019 silam. 

Penurunan laju uang beredar itu dipengaruhi terutama oleh kinerja penyaluran kredit bank yang melambat dengan tumbuh 8% pada April, turun dari Maret sebesar 9,8%. Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah pertumbuhan komponen M1 (uang beredar sempit) yang juga melambat sebesar 3,4% dibanding Maret 4,8%. 

Likuiditas perekonomian terus melambat mencerminkan dampak pengetatan moneter sejak Agustus 2022 (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Kinerja Kredit Turun

Berdasarkan penggunaan kredit, seluruh jenis kredit mencatat perlambatan pertumbuhan pada April dipimpin oleh Kredit Modal Kerja (KMK) yang melambat cukup besar yaitu dari 10,1% pada Maret lalu menjadi 7,1% bulan berikutnya.