Logo Bloomberg Technoz

Jelang Long Weekend, Rupiah Harus Hadapi Kebangkitan Dolar Lagi

Tim Riset Bloomberg Technoz
28 May 2025 08:00

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah sepertinya masih akan sulit untuk membalik arah tren di tengah penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang berlanjut ketika tingkat imbal hasil surat utang di negeri itu terus menurun, mencerminkan kembalinya lagi minat pemodal global pada aset-aset AS.

Indeks dolar AS ditutup menguat 0,6% pada penutupan bursa New York kemarin. Pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan the greenback terhadap enam mata uang utama dunia itu masih bergerak stabil di kisaran 99,44, mencerminkan penguatan 0,33% sepanjang pekan ini.

Akibatnya, di pasar offshore, gerak rupiah Non Deliverable Forward (NDF) juga cenderung tertekan. Pada penutupan bursa AS dini hari tadi, rupiah NDF offshore ditutup melemah 0,19% di level Rp16.304/US$. Pagi ini pada sesi Asia, rupiah offshore agak menguat di kisaran Rp16.287/US$.


Posisi rupiah offshore pagi ini lebih lemah dibanding level penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.273/US$. Itu mengindikasikan gerak rupiah akan cenderung terbatas dibayangi pelemahan akibat dominasi dolar AS yang kembali membesar di pasar dunia.

Di pasar Asia spot pagi ini, mayoritas mata uang bergerak menguat terhadap dolar AS dipimpin oleh won, lalu diikuti oleh yen, baht, ringgit, dolar Singapur serta yuan offshore dan dolar Hong Kong.