Virus PMK menyerang hewan ternak yang memiliki kuku genap, seperti sapi, kambing, kerbau, dan domba. Penyakit PMK ini disebab virus yang sangat menular dan bersifat akut.
• Antraks
Penyakit bakterial bersifat menular akut pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.
Dalam bahasa Yunani, antraks berarti batubara. Istilah ini digunakan karena kulit korban yang terkena antraks akan berubah menjadi hitam. Antraks sendiri lebih sering menyerang hewan herbivora liar dan yang telah dijinakkan.
Penyakit antraks bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.
Bacillus anthracis sebagai penyebab penyakit antraks, bersifat gram positif, berbentuk batang, tidak bergerak dan membentuk spora. Bentuk vegetatif dari bakteri ini dapat tumbuh subur di dalam tubuh dan segera menjadi spora apabila berada di luar tubuh ketika kontak dengan udara luar. Spora ini dengan cepat akan terus menyebar melalui air hujan.
Hewan ternak dapat terinfeksi penyakit antraks apabila memakan pakan atau meminum air yang terkontaminasi spora tersebut atau jika spora mengenai bagian tubuh yang luka. Ternak penderita antraks kemudian dapat menulari ternak yang lain melalui cairan (eksudat) yang keluar dari tubuhnya. Cairan ini kemudian mencemari tanah sekelilingnya dan dapat menjadi sumber untuk munculnya wabah berikutnya.
Gejala Antraks pada Manusia
Dikutip dari laman Dinkes Jateng, bakteri antraks dapat menginfeksi manusia melalui tiga cara yaitu melalui kulit yang lecet, abrasi atau luka, melalui saluran pernapasan karena inhalasi spora antraks dan melalui saluran pencernaan karena mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar bakteri antraks misalnya daging hewan terinfeksi yang dimasak kurang sempurna.
1. Antraks Kulit
Antraks kulit adalah tipe yang paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 95% dari keseluruhan kasus di Indonesia.
Biasanya penderita mempunyai riwayat pekerjaan yang kontak dengan hewan atau produk hewan. Bagian tubuh yang sering terkena terutama kepala, leher, dan ekstremitas, meskipun bagian kulit lainnya juga dapat terkena.
Pada umumnya gejala lain yang muncul adalah demam, sakit kepala, malaise dan limfadenopati regional.
2. Antraks Saluran Pencernaan
Bentuk antraks ini dapat terjadi akibat dari infeksi bakteri antraks melalui makanan yang tertular oleh bakteri/spora antraks, misalnya daging, jeroan dari hewan, atau sayur-sayuran yang tidak dimasak dengan sempurna. Dapat juga terjadi akibat pekerja peternakan makan dengan tangan yang kurang bersih dan telah terkontaminasi bakteri antraks.
Apabila terpapar antraks saluran pencernaan, maka akan terjadi dua kelainan berikut ini:
• Antraks orofarings
Gejala: Demam, sakit tenggorokan, lesi mukosa pada rongga mulut atau orofaring yang kemudian diikuti daerah nekrosis, adenopati servikalis, disfagia dan limfadenopati regional. Pada tahap lebih lanjut dapat terjadi edema dan pembengkakan leher dan dada anterior sehingga memerlukan tracheostomy.
• Antraks gastrointestinal
Gejala pada awalnya tidak spesifik seperti mual, muntah, anoreksia, diare ringan dan demam. Namun, kadang-kadang parah seperti hematemesis, diare berdarah dan asites masif. Keluhan utama yang sering ditemukan pada penderita adalah mual, muntah, sakit perut hebat, tidak nafsu makan, konstipasi, dapat juga terjadi gastroenteritis akut yang kadang-kadang berdarah, hematemesis, kelemahan umum, demam, dan ada riwayat kontak dengan hewan atau makanan.
Tips Memilih Hewan Kurban dilansir dari berbagai sumber
1. Pilih Hewan Ternak yang Sesuai
Hewan yang diperbolehkan untuk kurban adalah hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, dan unta. Pastikan hewan tersebut cukup umur; untuk kambing minimal 1 tahun dan sapi minimal 2 tahun, hal ini ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap.
2. Pastikan Kondisi Fisik Sehat
Hewan kurban harus dalam kondisi sehat, tidak cacat, dan memiliki postur tubuh yang baik. Ciri-ciri hewan sehat antara lain:
• Aktif bergerak dan tidak lesu
• Mata bersinar, tidak merah, dan tidak ada kotoran
• Bulu bersih dan mengkilap
• Nafsu makan baik
• Tidak menunjukkan gejala penyakit seperti diare atau luka pada tubuh
3. Perhatikan Cacat Fisik
Hindari memilih hewan yang memiliki cacat fisik, seperti buta, pincang, atau telinga rusak. Hewan dengan cacat fisik tidak sah dijadikan hewan kurban.
4. Tanyakan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH)
Mintalah SKKH dari penjual sebagai bukti bahwa hewan tersebut telah diperiksa dan dinyatakan sehat oleh dokter hewan.Hal ini penting untuk memastikan hewan bebas dari penyakit menular seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
(dec/spt)