Ryan Gallagher-Bloomberg News

Bloomberg, Marks & Spencer, peritel asal Inggris menjadi korban keamanan siber hingga menyebabkan gangguan lanjutan hingga Kamis (24/4/2025) waktu setempat.

Awal pekan ini, Marks & Spencer mengatakan bahwa mereka melakukan beberapa “perubahan kecil dan sementara pada operasi toko kami untuk melindungi pelanggan” sebagai akibat dari insiden tersebut. 

Pelanggan terus melaporkan kesulitan dalam melakukan pembayaran pada hari Kamis saat peritel bekerja untuk memperbaiki masalah tersebut.

M&S, yang memiliki lebih dari 1.000 toko di Inggris, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak dapat memproses pembayaran nirsentuh (contactless) dan metode pesanan “click and collect” telah terganggu.