Logo Bloomberg Technoz

APNI: Nikel RI Bisa Makin Kalah Saing Gegara Tarif Royalti Naik

Redaksi
17 April 2025 11:00

Nikel sulfat (kiri), kobalt sulfat (tengah), dan mangan sulfat./Bloomberg- SeongJoon Cho
Nikel sulfat (kiri), kobalt sulfat (tengah), dan mangan sulfat./Bloomberg- SeongJoon Cho

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengaku prihatin atas terbitnya tarif baru royalti mineral dan batu bara (minerba). Kebijakan tersebut diresmikan pada waktu yang kurang tepat dan dinilai tidak realistis.

Terlebih, harga nikel global tengah mengalami penurunan tajam akibat ketegangan geopolitik dan eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin mengatakan kenaikan tarif royalti terbit di tengah ketidakpastian ekonomi global dan dikhawatirkan akan menambah tekanan terhadap industri nikel nasional baik di lini hulu maupun hilir.


“[Kenaikan tarif royalti nikel] berisiko mengurangi daya saing serta kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional,” kata Meidy melalui keterangan tertulis, Kamis (17/4/2025).

Pertambangan nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian

Meidy menjelaskan tarif royalti, khususnya bagi nikel, tidak realistis dan progresif.