"Misalnya Vietnam tidak ada premanisme di kawasan industri, kita harus wujudkan itu. Vietnam tidak ada polisi di pasar modal, polisi itu harusnya di kawasan industri, kita harus wujudkan itu. Vietnam izin usaha cepat, beli tanah murah dan mudah, TKDN fleksibel," lanjut dia.
Solusi kedua, pemerintah perlu meningkatkan kinerja sektor manufaktur. Sebelum pandemi Covid-19, output dan utilisasi sektor manufaktur itu sekitar 75%. Kemudian menurun menjadi 50% saat Covid-19 berlangsung, dan sampai saat ini baru naik ke level 60%.
"Kalau kita dorong saja, tidak perlu investasi luar biasa, kembali ke 75%, ekonomi outputnya bisa terdongkrak hampir 3%. kalau bisa dorong ke 90%, output bisa terdongkrak ke 5%, ini belum memasukkan multiplier effect," kata Wijayanto.
Solusi ketiga, lanjut dia, Presiden Prabowo Subianto perlu melakukan pendekatan personal dengan Donald Trump untuk melancarkan negosiasi tarif resiprokal tersebut.
Menurut dia, beberapa ekonom mencermati bahwa Donald Trump memiliki dua karakter yang menonjol, yakni menyukai gaya kepemimpinan top-down (dari atas ke bawah) dan membenci pendekatan multilateral, melainkan lebih menyukai pendekatan bilateral.
"Kami mengusulkan kalau berkenan pak Presiden make a phone call Trump, karena ini nanti akan membantu menteri yang diutus negosiasi dengan counterpart ke AS," tutur dia.
(lav)
































