Logo Bloomberg Technoz

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, meski sudah menyiapkan berbagai skenario, pemerintah tidak ingin gegabah dan akan berhati-hati mengeluarkan kebijakan.

”Untuk sekarang kita monitor situasi dulu. Kita tidak mau overreacting. Kita lihat Israel dan Iran saja belum mengambil keputusan (melakukan serangan balasan)," ujar Airlangga.

Airlangga menyebut ada tiga risiko ekonomi yang diantisipasi pemerintah sebagai dampak dari gejolak geopolitik dan ekonomi global saat ini. Pertama, tingkat suku bunga dunia yang bisa berdampak pada suku bunga Surat Berharga Negara (SBN). Kedua, harga minyak dunia. Ketiga, ongkos logistik.

Terkait tingkat suku bunga dunia, ada potensi kenaikan suku bunga dalam waktu lebih lama (higher for longer). Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, belum menunjukkan tanda-tanda akan memangkas tingkat suku bunganya karena kondisi perekonomian AS yang belum sesuai harapan.

Kebijakan pengetatan moneter itu berpotensi mendorong terjadinya aliran modal keluar dari Indonesia (capital outflow) yang bisa semakin melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Per 17 April 2024, US$1 dibanderol Rp16.220 kala penutupan perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,28% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya dan menjadi yang terlemah sejak April 2020 atau empat tahun terakhir.

”Hal-hal ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama dalam 1-2 bulan ke depan karena ini jadi kunci di tahun terakhir pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Kita harus bekerja lebih keras karena dunia juga sedang tidak baik-baik saja,” ucap Airlangga.

Dia meyakinkan investor untuk tetap tenang. Secara umum, fundamental ekonomi Indonesia masih dalam posisi stabil. Pertumbuhan ekonomi masih bisa dijaga di atas 5 persen, neraca perdagangan masih mencatat surplus, demikian pula cadangan devisa masih tercatat kuat.

”Di pasar keuangan kita melihat dollar index mengalami penguatan terhadap berbagai negara. Namun, posisi kita relatif lebih baik dibandingkan negara ASEAN lain karena fundamental ekonomi kita yang relatif baik,” tuturnya. 

(mfd/ros)

No more pages