Logo Bloomberg Technoz

Menanti Data Inflasi, Gerak Rupiah Cenderung Terbatas Hari Ini

Tim Riset Bloomberg Technoz
01 April 2024 07:45

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah pada perdagangan hari pertama pada pekan terakhir sebelum libur cuti bersama Idulfitri, Senin (1/4/2024), masih akan terbatas di bawah tekanan ketika indeks dolar Amerika masih cukup perkasa sejauh ini.

Indeks dolar AS pagi ini terpantau sedikit bergeser tapi masih di kisaran 104,45. Sementara di pasar offshore pada perdagangan terakhir Jumat pekan lalu, kontrak nondeliverable forward (NDF) rupiah 1 bulan masih ditutup melemah di Rp15.895/US$, sejengkal lagi memasuki zona pelemahan baru Rp15.900-an/US$. Level itu masih di bawah posisi penutupan pasar spot rupiah pekan lalu pada hari Kamis di Rp15.857/US$.

Rupiah hari ini menunggu rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang dijadwalkan pada siang nanti. Konsensus ekonom yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan inflasi Maret akan semakin tinggi ke kisaran 2,91% year-on-year dari bulan sebelumnya di 2,75%. Secara bulanan, inflasi Maret diprediksi sebesar 0,4% dari Februari sebesar 0,37%.

Inflasi yang makin tinggi bisa membebani rupiah karena bisa mengurangi keleluasaan bagi Bank Indonesia melonggarkan kebijakan suku bunga. Terutama ketika arus keluar modal asing dari pasar keuangan domestik masih besar, lebih-lebih dari pasar surat utang negara.

Sementara dari pasar global, rupiah mungkin sedikit diuntungkan dari sentimen data inflasi PCE Amerika pekan lalu yang memberikan lebih banyak optimisme bagi pelaku pasar akan potensi penurunan bunga The Fed tahun ini.