Logo Bloomberg Technoz

Riset: Hilirisasi Nikel Sulit Buka Lapangan Kerja dalam 15 Tahun

Redaksi
08 March 2024 12:15

Ilustrasi pabrik feronikel (dok PT Aneka Tambang Persero)
Ilustrasi pabrik feronikel (dok PT Aneka Tambang Persero)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Hilirisasi nikel —yang selama ini menjadi kebanggaan pemerintah lantaran bermanfaat bagi perekonomian daerah dan nasional — masih saja dituding tidak sanggup memberikan dampak signifikan, khususnya dalam penciptaan lapangan kerja dan penyerapan pekerja dalam jangka panjang.

Sebuah riset dari Centre for Research on Energy and Clean Air (Crea), bertajuk Debunking the Value-added Myth in Nickel Downstream Industry, menuding industri nikel di Indonesia tidak akan menghasilkan penciptaan tenaga kerja yang bertahan hingga tahun ke-15 sejak pembangunannya, jika menggunakan skenario business as usual (BAU).

Sebaliknya, lapangan kerja di sentra-sentra peleburan nikel —seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara — justru diproyeksikan menunjukkan penurunan pembukaan lapangan kerja baru yang signifikan dalam 15 tahun.

Sebagai gambaran, penyerapan tenaga kerja dengan skenario BAU di Sulawesi Tengah memang melonjak pesat menjadi 66.008 pada tahun ke-3 dari sebelumnya hanya sebesar 1.325 pada tahun ke-2.

Namun, jumlah penyerapan tenaga kerja yang signifikan pada tahun ke-3 itu bakal berangsur turun hingga hanya menjadi 1.444 orang pada tahun ke-15. Angka itu bahkan lebih rendah dibandingkan dengan penyerapan pada tahun ke-1 sebesar 4.429 orang. 

Pekerja PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara./dok. GNI