Logo Bloomberg Technoz

Habis Nikel RI, Giliran Kobalt Dituding Picu Harga Rontok dan PHK

Redaksi
07 March 2024 14:46

Pabrik pegolahan kobalt. (Dok: Bloomberg)
Pabrik pegolahan kobalt. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Setelah dituding menjadi biang keladi rontoknya harga nikel, Indonesia kini dicatut sebagai salah satu penyebab merosotnya harga kobalt di pasar global; yang memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) perusahaan tambang di Australia.

Dalam kaitan itu, Jervois Global Ltd —penambang asal Australia — melaporkan telah melakukan efisiensi dengan memangkas lapangan kerja, sebagai respons terhadap anjloknya harga kobalt yang disebabkan oleh kelebihan pasokan dari perusahaan-perusahaan smelter China.

Jervois telah melakukan PHK dan menjadikan 30% peran manajemen perusahaan seniornya pekerja paruh waktu, sementara biaya untuk direktur noneksekutif telah dipangkas dengan jumlah yang sama. Perusahaan juga melaporkan sekitar 5% staf di proyeknya di Finlandia telah dipecat.

Harga kobalt anjlok hampir dua pertiganya selama dua tahun terakhir karena meningkatnya pasokan dari Republik Demokratik Kongo dan Indonesia, yang tercatat telah menambang lebih banyak kobalt belakangan ini. Indonesia juga sudah resmi menjadi produsen kobalt terbesar kedua di dunia setelah Kongo. 

Harga kobalt terpelanting./dok. Bloomberg


Harga kobalt yang rontok juga dipicu oleh melambatnya pertumbuhan permintaan di tengah banjir pasokan. Apalagi, pabrik-pabrik pengolahan China tercatat memproses 80% pasokan kobalt global tahun lalu, menurut lembaga spesialis perdagangan Darton Commodities.