Serangan tersebut menargetkan pangkalan militer AS yang terletak di timur laut Yordania, dekat perbatasan Suriah. Dikutip dari BBC, seorang pejabat pertahanan megatakan pesawat tak berawak musuh datang "sangat rendah dan sangat lambat" di waktu yang sama ketika pesawat tak berawak AS kembali ke pangkalan tersebut setelah melakukan sebuah misi.
Fitur respons otomatis dari sistem pertahanan di udara pangkalan itu dimatikan agar tidak menembak jatuh pesawat tak berawak AS. Akibatnya, hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada peringatan untuk pasukan yang ditempatkan di Tower 22. Menurut pejabat tersebut, para pasukan sedang tidur saat pesawat tak berawak itu tiba.
Menurut Komando Pusat AS (CentCom), sekitar 350 pasukan AS yang ditempatkan di pangkalan tersebut menjalankan fungsi-fungsi utama termasuk mendukung koalisi untuk mengalahkan ISIS.
Mengapa Ada Pangkalan AS di Timur Tengah?
Pangkalan yang menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak mematikan di sudut barat laut Yordania ini merupakan salah satu dari belasan pangkalan militer AS yang beroperasi di Irak, Yordania, dan Suriah.
Dalam beberapa bulan terakhir, pangkalan-pangkalan di Yordania hingga di al-Asad, Irak barat, telah diserang oleh milisi yang dilatih, didanai, dan diperlengkapi oleh Iran.
Menurut BBC, ada sekitar 3.000 tentara AS yang berbasis di Yordania, sekutu utama AS, dan 2.500 di Irak. Kehadiran di Irak merupakan undangan pemerintah negara tersebut sebagai bagian dari koalisi yang dipimpin AS untuk mencegah kebangkitan ISIS.
Selain itu, sekitar 900 personel AS di Suriah, yang secara resmi berada di sana untuk mendukung sekutunya yang anti-ISIS. Namun, pemerintah Suriah menentang kehadiran AS di negaranya, dan menyebutnya sebagai pendudukan.
AS juga memiliki lebih banyak pangkalan lain di seluruh Timur Tengah, termasuk tiga pangkalan udara utama di Gulf dan sebuah pelabuhan di Bahrain yang berfungsi sebagai markas Komando Pusat Pasukan Angkatan Laut AS (Naval Forces Central Command) dan Armada Kelima AS (US Fifth Fleet).
(del/hps)