Logo Bloomberg Technoz

Neraca Pembayaran Defisit, Bukti Indonesia Masih Tergantung Asing

Hidayat Setiaji
21 November 2023 12:20

Pelanggan menghitung uang dolar AS di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pelanggan menghitung uang dolar AS di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kembali mengalami defisit pada kuartal III-2023. Transaksi berjalan (current account), yang merupakan fondasi dari nilai tukar rupiah, juga minus.

Pada Selasa (21/11/2023), Bank Indonesia (BI) melaporkan NPI pada kuartal III-2023 mengalami defisit US$ 1,46 miliar. Meski defisit, tetapi jauh lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus US$ 7,37 miliar.

Transaksi berjalan pada kuartal III-2023 membukukan defisit US$ 0,86 miliar atau setara 0,25% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Melandai dibandingkan defisit pada kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 2,21 miliar (0,63% PDB).

Pos terbesar penyumbang defisit transaksi berjalan adalah pendapatan primer, yang minus US$ 8,49 miliar. Masih defisit, tetapi membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus US$ 9,16 miliar.

“Penurunan defisit neraca pendapatan primer tersebut terutama disebabkan oleh lebih rendahnya pembayaran imbal hasil atas investasi asing,” sebut laporan BI.