Bloomberg Technoz, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sektor keuangan Indonesia dalam keadaa stabil. Permodalan kuat dan likuiditas memadai.
"Rapat Dewan Komisioner (RDK) menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global," kata Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK, dalam konferensi pers usai RDK OJK edisi Agustus 2023, Selasa (5/8/2023).
Perekonomian global, lanjut Mahendra, masih diwarnai ketidakpastian. Eropa mengalami perlambatan dengan mencatat pertumbuhan ekonomi 0,6% yoy pada kuartal II-2023, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang 1,1% yoy.
China juga mengalami kelesuan. Sejumlah indikator ekonomi tercatat di bawah ekspektasi dengan inflasi yang masuk ke zona deflasi dan kinerja eksternal yang terkontraksi.
"Tekanan pada sektor propeorti Tiongkok kembali meningkat seiring munculnya permasalahan pengembangan properti besar," kata Mahendra.
Di dalam negeri, tambah Mahendra, ekonomi tumbuh 5,17% pada kuartal II-2023 didorong kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi yang baik.
"Namun perlu dicermati pelemahan indikator optimisme konsumen, tren penurunan inflasi inti, dan berlanjutnya penurunan harga komoditas yang telah menekan kinerja eksternal Indonesia. Dinamika perekonomian tersebut mendorong pelemahan sektor keuangan global baik di pasar saham, surat utang, maupun pasar nilai tukar yang juga disertai peningkatan volatilitas pasar dan outflow mayoritas pasar keuangan emerging market termasuk Indonesia," terang Mahendra.
(aji)