“Mobilisasi material kami lakukan nonstop. Ini operasi kemanusiaan, sehingga semua lini turun seketika tanpa jeda,” tegasnya.
Saat ini sebanyak 500 petugas gabungan dari unit-unit PLN se-Indonesia telah diterjunkan ke Aceh untuk mempercepat pembangunan tower transmisi darurat.
Koordinasi juga melibatkan pemerintah daerah dan unsur pertahanan keamanan untuk memastikan pengiriman material, bantuan, hingga infrastruktur cadangan mencapai daerah-daerah terisolir.
PLN menegaskan mobilisasi dilakukan lewat dua jalur sekaligus, baik darat maupun udara, terutama ke wilayah yang akses jalannya masih terputus akibat longsor.
Material set tower disebut diangkut langsung dari hercules, dengan dukungan dari TNI, serta pengamanan rute bersama Polri dan BNPB daerah. Selain tower, PLN juga mengirim genset cadangan, paket logistik, dan lampu darurat untuk menjaga layanan vital masyarakat selama pemulihan berjalan.
Untuk fasilitas pelayanan publik, PLN menyiagakan puluhan genset di rumah sakit, puskesmas, bandara, dan kantor pemerintahan.
“Obyek vital tidak boleh padam. Ini jadi prioritas kami agar pelayanan dasar tetap hidup meski jaringan backbone sedang kami bangun ulang,” ujar Darmawan.
Strategi teknis island operation juga dioptimalkan di Aceh, terutama di kawasan beban besar. PLN mengaktifkan Island Operation di Nagan Raya dengan beban 100 MW dan Arun dengan 16 MW, agar sebagian fasilitas publik tetap mendapat suplai daya.
“Dengan island operation, kami pastikan layanan publik masih bisa mendapat pasokan listrik di tengah proses pemulihan besar ini,” jelasnya.
Sedangkan, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menyampaikan kerusakan yang terjadi sangat berat dan memengaruhi 18 dari 23 kabupaten/kota.
“Belum tahu status sejumlah kampung bagaimana, ada yang hilang. Tapi insyaallah, dengan bantuan PLN Aceh dan pusat, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini listrik yang terputus dapat segera tersalur kembali,” katanya.
(ell)































