Logo Bloomberg Technoz

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5-3,75% dalam rapat Desember adalah 84,3%. Sementara kemungkinan bertahan di 3,75-4% hanya 15,7%.

Keyakinan ini datang usai rilis data ekonomi terbaru di Negeri Paman Sam. US Census Bureau melaporkan penjualan ritel pada September tumbuh 0,2% dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini menjadi pertumbuhan terendah dalam empat bulan terakhir.

Sedangkan penjualan ritel inti (mengecualikan makanan, kendaraan bermotor, bangunan, dan bahan bakar minyak) malah turun 0,1% mtm. Jauh di bawah Agustus yang tumbuh 0,6% mtm dan berada di bawah ekspektasi yang memperkirakan kenaikan 0,3% mtm.

Kemudian The Conference Board mengumumkan indeks keyakinan konsumen di Negeri Adikuasa pada November berada di 88,7. Turun 6,8 poin dibandingkan bulan sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak April atau tujuh bulan terakhir.

Berbagai data ini membuat pelaku pasar meyakini bahwa perekonomian AS tidak baik-baik saja. Dibutuhkan stimulus untuk merangsang aktivitas ekonomi, termasuk dari sisi moneter dengan penurunan suku bunga.

Saat suku bunga turun, maka berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang kompetitif. Dolar AS pun mengalami tekanan jual.

Faktor Domestik 

Pasar tengah mengapresiasi prospek jangka pendek Indonesia yang telah didukung oleh kesiapan distribusi energi, perbaikan neraca perdagangan, serta penegakan fiskal melalui penagihan penunggakan pajak oleh Kementerian Keuangan. Bank Indonesia juga berkomitmen menggunakan semua instrumen untuk memastikan stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global dan penguatan dolar AS. 

Di sisi lain, indeks keyakinan konsumen Indonesia yang menguat pada Oktober lalu semakin diperkokoh oleh komitmen stabilitas komoditas energi menjelang tutup tahun ini. Begitu pula dengan cadangan devisa. Meski saat ini cadangan devisa Indonesia berada di posisi rendah dibanding negara Asia lainnya, namun devisa ini mampu untuk menutup kebutuhan impor. 

Penguatan rupiah ini hari keempat ini mencerminkan optimisme pasar dengan data indeks keyakinan konsumen yang sempat naik dari 115 jadi 121. Begitu pula dengan persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini naik sebanyak 6,4 poin menjadi 109,1 poin. 

Melansir laporan Samuel Sekuritas, momentum konsumsi rumah tangga mendapat dorongan dari peningkatan kesejahteraan guru yang mengalami kenaikan upah dan ketersediaan komoditas BBM menjelang akhir tahun. 

(riset)

No more pages