Logo Bloomberg Technoz

Saham–saham energi, saham konsumen primer, dan saham infrastruktur menjadi pendorong penguatan IHSG bullish hingga melesat di zona hijau, dengan menguat hingga 1,53%, 1,08%, dan 1,04%.

Saham energi yang menjadi penopang IHSG sepanjang perdagangan hari ini adalah saham PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) melesat 8,58%. Selain itu, penguatan juga terjadi pada saham PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) sebesar 6,61% point–to–point.

Senada, saham konsumen primer turut menjadi pendorong. Saham PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) melesat 19,9%, saham PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) melejit 17,2%, dan saham PT Indo Oil Perkasa Tbk (OILS) menguat 13,8%.

Saham–saham LQ45 juga tercatat melesat. Saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) terbang 6,69%, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melesat 6,54%, dan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) terapresiasi 4,26%.

Senada, tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatat penguatan 4,24%, saham PT Indosat Tbk (ISAT) menguat 3,41%, juga saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) hijau 3,23%.

Bursa Asia bervariasi pada perdagangan hari ini. Indeks PSEi - Philippine melejit 0,99%, TSE Malaysia KLCI melesat 0,61%, SENSEX India melesat 0,61%, CSI 300 China menguat 0,44%, Shanghai menguat 0,18%, dan Strait Times Singapore hijau 0,01%.

Sementara itu, indeks Ho Chi Minh Stock Index Vietnam ambles 0,66%, TW Weighted Index Taiwan melemah 0,66%, Shenzhen Comp China drop 0,5%. dan TOPIX terdepresiasi 0,17%.

BI Tahan Bunga Acuan 

Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode November 2025. Satu yang ditunggu tentu pengumuman suku bunga acuan BI Rate.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 November 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 4,75%,” papar Gubernur BI, dalam Konferensi Pers usai RDG, Rabu.

BI Rate (Bloomberg)

Dengan begitu, suku bunga acuan bertahan di 4,75% selama dua bulan. Pada Oktober, BI juga mempertahankan BI Rate.

Adapun hasil rapat bulan ini sesuai dengan estimasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi BI Rate bertahan di 4,75% pada pertemuan November.

“Berdasarkan asesmen menyeluruh, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 November memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 4,75%,” jelas Perry, Rabu.

Keputusan ini, Konsisten dengan fokus kebijakan jangka pendek yaitu kepada stabilitas nilai tukar rupiah dan menarik aliran investasi asing dari dampak ketidakpastian global.

Ke depan, Perry bilang, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga acuan lebih lanjut seiring perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 1,5–3,5%. Penurunan bunga lebih lanjut juga difungsikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Phintraco Sekuritas memaparkan, Keputusan ini sesuai dengan pandangan BI, laju inflasi masih akan dalam kisaran target di 1,5%–3,5%, stabilisasi nilai tukar rupiah, serta langkah-langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Seperti yang diperkirakan RDG BI mempertahankan BI Rate tetap pada level 4,75%, yang merupakan level terendah sejak Oktober 2022,” terang Phintraco, Rabu.

Senada, MNC Sekuritas dalam Flash Notes risetnya menyebut, sesuai perkiraan konsensus, Bank Indonesia kembali menahan BI Rate, setelah akumulasi pemangkasan 125 bps sepanjang 2025. 

“Fokus kebijakan kini bergeser pada stabilisasi rupiah di tengah foreign outflows yang mendekati US$1 miliar dan depresiasi sekitar -0,9% dalam sebulan,” jelas MNC dalam riset terbarunya.

Adapun MNC menilai, keputusan ini sebagai respons taktikal terhadap tekanan eksternal untuk menjaga stabilitas dan mempertahankan daya tarik spread suku bunga.

“Ruang pelonggaran tambahan pada Desember 2025 tetap terbuka apabila rupiah kembali menguat dan jika The Fed mengarah lebih dovish menuju akhir tahun,” papar MNC.

(fad/ain)

No more pages