“Kalau perusahaannya tidak masuk dalam profil sehat, percuma dikasih uang bisnis yang tidak ada. Kita mesti logic, karena ini uang rakyat,” pungkasnya.
INAF mengonfirmasi telah melakukan PHK terhadap 400 orang karyawannya. Manajemen INAF menyatakan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan merupakan langkah penyesuaian struktur organisasi dengan model bisnis baru yang dijalankan perusahaan setelah menerima putusan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Dalam penjelasannya, manajemen menyebut bahwa rencana restrukturisasi tersebut merupakan bagian dari implementasi strategi penyehatan perusahaan, yang mencakup restrukturisasi keuangan, penataan ulang fokus bisnis, serta tindak lanjut atas putusan perdamaian PKPU Nomor 74/PDT.SUS-PKPU/2024/PN.NIAGA.JKT.PST tertanggal 15 Agustus 2024.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2025, jumlah karyawan Indofarma beserta entitas anak mengalami penurunan tajam, dari 788 orang pada akhir 2024 menjadi hanya 21 orang per 30 September 2025.
Penurunan besar tersebut terjadi setelah perusahaan melakukan penyesuaian tenaga kerja terhadap 413 karyawan pada 15 September 2025, yang sempat membuat jumlah pegawai tersisa hanya tiga orang. Setelah itu, perseroan merekrut kembali 18 karyawan pada akhir September guna menyesuaikan kebutuhan sumber daya manusia dengan model bisnis yang lebih terbatas.
Sementara itu, laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan Indofarma masih tertekan. Hingga 30 September 2025, perseroan mencatat kerugian sebesar Rp127,09 miliar, dengan defisiensi modal Rp890,94 miliar, dan liabilitas jangka pendek yang melampaui aset lancar sebesar Rp1,09 triliun.
(ain)
