Logo Bloomberg Technoz

Rupiah, lanjut Henderson, memang relatif stabil bulan ini. Sepanjang Oktober (month-to-date), rupiah menguat hampir 1% terhadap dolar AS.

Sumber: Bloomberg

Sementara The Fed sepertinya berpeluang untuk menurunkan suku bunga acuan 50 bps lagi sampai akhir tahun. Pemangkasan masing-masing 25 bps kemungkinan akan terjadi pada Oktober dan Desember.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia solid pada semester I-2025. Namun Presiden Prabowo Subianto ingin menggenjot momentum pertumbuhan ekonomi secara signifikan,” tambah Henderson.

BI Rate Ditahan?

Akan tetapi, suara pasar tidak bulat. Meski kecil, masih ada suara mbalelo, dissenting opinion.

Sembilan dari 34 ekonom/analis memperkirakan BI Rate tetap bertahan di 4,75% esok hari. Artinya, ada hampir 25% responden yang menilai suku bunga acuan tidak akan ke mana-mana.

Salah satunya adalah David Sumual, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Menurutnya, BI sudah memangkas suku bunga acuan besar-besaran tahun ini. Bahkan BI Rate sudah turun mendahului Federal Funds Rate.

Outflow (arus modal keluar) juga cukup besar terjadi di instrumen SRBI (Sekuritas Rupiah BI) dan SUN (Surat Utang Negara) dalam sebulan terakhir,” ujar David.

Per 16 Oktober, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) tercatat Rp 893,92 triliun. Turun dibandingkan posisi 1 Oktober yakni Rp 906,23 triliun.

Namun, David menilai BI masih punya ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Syaratnya, rupiah harus stabil menguat dan The Fed melanjutkan pelonggaran moneter.

- Dengan asistensi Ruisa Khoiriyah -

(aji)

No more pages