Tensi antara AS-China yang kembali naik jadi kecemasan pasar. Pekan lalu, Trump mengancam bakal menerapkan tarif tambahan sebesar 100% terhadap impor dari China. Kebijakan ini rencananya berlaku mulai 1 November. Trump pun mengancam bakal membatalkan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping.
“Mengancam dengan tarif tinggi bukan hal yang tepat untuk berhubungan dengan China. Jika AS berkeras dengan langkah tersebut, maka China akan melakukan langkah-langkah untuk melindungi hak dan kepentingannya,” tegas pernyataan Kementerian Perdagangan China, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Saat terjadi turbulensi, investor pun sepertinya memilih untuk bermain aman. Aset-aset berisiko di negara-negara berkembang tidak menjadi pilihan untuk saat ini. Hasilnya, rupiah dan mata uang Asia pun melemah.
(aji)




























