Logo Bloomberg Technoz

Insentif Fiskal

Selain itu, lanjut dia, pemerintah diminta untuk memberikan dukungan lain seperti insentif fiskal maupun nonfiskal jika ingin memaksa Pertamina membangun kilang baru.

"Nonfiskal dalam hal misalnya pembebasan lahan, kemudahan atau kekhususan perizinan. Support lain juga bisa dalam bentuk kerjasama G2G dengan pemerintah negara lain untuk mendapatkan jaminan suplai minyak mentah sebagai bahan baku," tutur dia.

Adapun sebelumnya, Purbaya membeberkan Pertamina belum membangun kilang baru sejak krisis 1998 yang berakibat pada ikut naiknya belanja impor BBM setiap tahunnya.

Konsekuensinya, Pertamina mesti membeli BBM dari Singapura untuk menambal kebutuhan domestik yang terus meningkat.

“Sejak krisis sampai sekarang tidak ada kilang baru, kalau bapak ibu ketemu Danantara lagi, minta Pertamina bangun kilang baru,” kata Purbaya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (30/9/2025) lalu.

Dia sebenarnya sudah pernah meminta Pertamina untuk membangun kilang baru sejak bertugas di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi pada 2018.

Bahkan, dia membeberkan, sempat menawarkan Pertamina untuk bekerja sama dengan perusahaan China untuk membangun kilang di dalam negeri. Hanya saja, menurut dia, tawaran itu ditolak Pertamina.

“Pertamina bilang keberatan dengan usul tersebut karena sudah overkapasitas. Waktu itu saya kaget, 'overkapasitas apa?'” ujarnya.

Merespons hal itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia enggan berkomentar lebih jauh. Dia hanya memastikan kementeriannya terus mengawal proses pembangunan kilang yang sedang dijalankan Pertamina.

"Saya tidak mau mengomentari pernyataan orang lain. Silakan ditanyakan kepada orang yang mengomentari. Tugas saya adalah bagaimana memastikan agar mengawasi teman-teman, dengan Pertamina untuk yang kilang-kilang lagi berjalan," kata Bahlil.

Adapun, Pertamina mengendalikan bisnis penyulingan minyak lewat anak usahanya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).

Saat ini, KPI mengoperasikan 6 kilang dengan kapasitas pengolahan mencapai 1 juta barel per hari.

Sejumlah kilang itu termasuk refinery unit (RU) II Dumai dengan kapasitas 170 MBPOD, RU III Plaju berkapasitas 126 MBPOD, RU IV Cilacap berkapasitas 348 MBPOD, RU V Balikpapan berkapasitas 360 MBPOD, RU VI Balongan berkapasitas 150 MBPOD, dan RU VII Kasim berkapasitas 10 MBPOD.

(ibn/wdh)

No more pages