Logo Bloomberg Technoz

Sejak saat itu, Wilmar tumbuh menjadi pemilik perkebunan sawit terbesar di dunia, dengan operasi di Indonesia, Malaysia, Uganda, Pantai Gading, Ghana, dan Nigeria. Di Indonesia, Wilmar menjadi palm oil refiner, palm kernel & copra crusher, serta manufacturer specialty fats, oleochemicals, biodiesel dan consumer-pack oils terbesar.

Menurut profil korporat resmi, Wilmar kini adalah Asia’s leading agribusiness group, terdaftar di Singapore Exchange (SGX), dengan kelebihan berupa lebih dari 1.000 pabrik manufaktur, dan jaringan distribusi di lebih dari 50 negara. Bisnisnya mencakup seluruh rantai nilai agribisnis dari perkebunan, crusher biji-bijian, refinery minyak, penggilingan gandum dan beras, pemurnian gula, hingga consumer‑pack oils, specialty fats, oleochemicals, biodiesel, dan pupuk.

Kinerja Grup Wilmar 2024

Wilmar International Limited mencatat pendapatan sebesar US$67,38 miliar sepanjang tahun 2024, tumbuh tipis dibandingkan US$67,16 miliar pada tahun sebelumnya. Namun demikian, laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 23,3% menjadi US$1,17 miliar, seiring tidak adanya lagi kontribusi keuntungan luar biasa dari divestasi anak usaha seperti yang terjadi pada 2023. Laba inti (core net profit) juga terkoreksi 25,7% menjadi US$1,16 miliar, sedangkan EBITDA turun 2% menjadi US$3,89 miliar.

Penurunan laba turut tercermin pada laba per saham yang terdilusi penuh (EPS), yang merosot menjadi US$18,7 dari sebelumnya 24,4 sen. Perusahaan juga melaporkan rasio utang terhadap ekuitas (gearing ratio) naik tipis menjadi 0,94 kali, dari sebelumnya 0,88 kali.

Di sisi arus kas, Wilmar membukukan arus kas operasional sebesar US$1,37 miliar, dengan belanja modal (capex) mencapai US$1,57 miliar. Total pinjaman tetap tinggi, namun didukung oleh fasilitas perbankan hingga US\$31,75 miliar, yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan tetap kokoh.

Petugas merapihkan barang bukti uang saat konfrensi pers kasus korupsi ekspor CPO di Kejagung, Selasa (17/6/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean K)

Secara segmen, lini Food Products mencatat lonjakan laba sebelum pajak sebesar 70% menjadi US$502,1 juta, didorong oleh peningkatan volume penjualan sebesar 8% menjadi 33 juta ton metrik. Segmen Feed and Industrial Products menyumbang laba sebelum pajak sebesar US$829,5 juta, dengan volume meningkat 12% menjadi 68,7 juta ton, meskipun margin menurun.

Sementara itu, lini Plantation and Sugar Milling mengalami tekanan akibat hasil tandan buah segar (FFB) yang turun 8% menjadi 4,11 juta ton, serta penurunan produktivitas kebun menjadi 19,5 ton per hektar.

(dhf)

No more pages