Trump pada 16 Mei mengatakan bahwa ia akan menetapkan tarif untuk mitra dagang AS "selama dua hingga tiga pekan ke depan."
Presiden AS itu pada April juga mengumumkan tarif yang lebih tinggi pada puluhan mitra dagang hanya untuk menghentikannya selama 90 hari karena pasar anjlok dan investor khawatir pungutan tersebut akan memicu penurunan global.
Namun, terlepas dari negosiasi yang sedang berlangsung, satu-satunya kerangka kerja perdagangan yang dicapai AS adalah dengan Inggris, bersama dengan gencatan senjata tarif dengan China.
Akan tetapi, bahkan gencatan perang tarif dengan China terancam setelah Washington dan Beijing saling menuduh atau mengingkari persyaratan, yang mengarah ke pembicaraan maraton awal pekan ini di London tentang cara menerapkan perjanjian mereka.
Trump pada Rabu mengatakan kerangka kerja perdagangan dengan China telah selesai dan akan membuat Beijing memasok tanah jarang dan magnet, dengan AS mengizinkan siswa China untuk belajar di perguruan tinggi dan universitas Amerika.
Ketika ditanya pada Rabu di pertunjukan tersebut apakah dia akan memperpanjang batas waktu bagi negara-negara untuk membuat kesepakatan dengan pemerintahannya sebelum pungutan yang lebih tinggi berlaku, Trump mengatakan dia akan terbuka untuk itu.
"Tetapi saya tidak berpikir kita akan memiliki kebutuhan itu," tambahnya.
Trump awalnya menyarankan agar dia terlibat dalam pembicaraan dengan masing-masing mitra tetapi telah menjauh dari gagasan itu, memprioritaskan pembicaraan dengan beberapa mitra ekonomi utama dan mengakui bahwa pemerintahan tidak memiliki kapasitas untuk menegosiasikan lusinan kesepakatan individual.
Tim Trump juga berupaya untuk mengamankan kesepakatan bilateral dengan India, Jepang, Korea Selatan, serta Uni Eropa.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan sebelumnya pada hari Rabu bahwa Uni Eropa kemungkinan akan menjadi salah satu kesepakatan terakhir yang diselesaikan AS, dan menyatakan frustrasi dengan melakukan pembicaraan dengan blok yang beranggotakan 27 negara.
(bbn)
