Logo Bloomberg Technoz

Neraca Dagang RI Diramal Surplus pada April, Ada Tren Perlambatan

Dovana Hasiana
30 May 2025 09:47

Alat berat memindahkan peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (6/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Alat berat memindahkan peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (6/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan ekonom memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia akan kembali mencatatkan surplus pada April 2025, meskipun nilainya lebih kecil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia (Persero) Tbk David Sumual memaparkan bahwa neraca dagang surplus US$1,25 miliar pada April 2025. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan US$4,33 miliar pada bulan sebelumnya. 

David memproyeksikan ekspor akan tumbuh 5,52% secara tahunan (year-on-year/yoy), tetapi turun 10,97% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada April 2025. Di sisi lain, impor diproyeksikan bakal tumbuh 15,11% (yoy) dan 2,8% (mtm) pada April 2025. 


"Terms of trade melambat karena komoditas ekspor banyak yang turun terutama gas, metal [nikel, tembaga, timah], perkebunan [minyak kelapa sawit atau crude palm oil/CPO, karet, kopi, kokoa, meski kokoa secara bulanan naik]. [Perlambatan ekspor] lebih tajam dibandingkan komoditas impor minyak, gandum," ujar David kepada Bloomberg Technoz, dikutip Jumat (30/5/2025). 

Di sisi lain, David mengatakan perlambatan ekspor secara bulanan terjadi karena faktor musiman seperti Ramadan dan Idulfitri yang menyebabkan hari kerja lebih sedikit dan volume impor lebih banyak.