Orang Kaya Australia Hidupkan Lagi Mimpi Ekspor Listrik ke Asia
News
26 May 2023 21:30

James Fernyhough - Bloomberg News
Bloomberg, Milarder Mike Cannon-Brookes berencana menghidupkan kembali rencana yang terhenti yaitu ekspor listrik ke Asia. Dengan pasokan listrik tenaga surya melalui kabel listrik bawah laut menuju Singapura dari Australia. Anggaran proyek senilai 30 miliar dolar Australia atau sekitar Rp292 triliun ini dilakukan setelah mengakuisisi aset proyek Sun Cable yang gagal.
Kesepakatan itu memberi Cannon-Brookes dan Queinbrook Infrastructure Partners kendali atas pengembangan energi terbarukan secara luas di Australia Utara, yang masuk ke voluntary administration pada Januari, menyusul perselisihan antara salah satu pendiri Atlassian Corp. dan sesama miliarder, Andrew Forrest.
Keduanya yang merupakan investor utama, berselisih paham atas rencana untuk mengekspor listrik ke Asia melalui kabel listrik bawah laut sepanjang 4.200 kilometer (2.600 mil).
"Kami selalu percaya pada kemungkinan yang dihadirkan Sun Cable dalam mengekspor sinar matahari yang tak terbatas, dan apa artinya bagi Australia," kata Cannon-Brookes, yang mendukung rencana ekspor tersebut.
Baca Juga
Proyek ini disebut-sebut sebagai salah satu inisiatif yang dapat membantu ekonomi Asia, yang banyak menggunakan bahan bakar fosil untuk beralih ke sumber listrik rendah emisi. Khususnya negara-negara dengan keterbatasan ruang seperti Singapura dalam membangun pusat pembangkit tenaga surya.
Para pengembang membayangkan Sun Cable sebagai bagian dari jaringan super potensial yang dapat menghubungkan Jepang ke India.

Cannon-Brookes’s Grok Ventures dan Quinbrook, yang mengembangkan aset surya di Amerika Serikat (AS) dan Inggris, ingin memajukan rencana proyek tahap pertama yang akan mengirimkan 900 megawatt listrik bersih ke Darwin, dan mengekspor 1,8 gigawatt ke Singapura.
Kesepakatan ini mencakup kekayaan intelektual Sun Cable, area pembangkit tenaga surya di Northern Territory, dan izin lanjutan untuk saluran transmisi ke Darwin. Belum ada pekerjaan konstruksi hingga kini. Pembeli dan administrator FTI Consulting Inc. tidak mengungkapkan detail harga akuisisi.

Squadron Energy milik Forrest telah mengajukan proposal sebelumnya dalam proses penjualan, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Squadron tidak mengajukan tawaran terakhir dan tidak terpengaruh pada manfaat mengekspor tenaga ke Singapura, kata Forrest dalam sebuah pernyataan, Jumat (26/05/2023).
"Kami tetap tidak yakin dengan kelangsungan komersial dari Asutralia-Asia Powerlink. Namun jika pihak lain percaya hal itu dapat tercapai, kami mendoakan yang terbaik," kata Forrest, pendiri produsen bijih besi Fortescue Metals Group Ltd.
(bbn)