Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan ekonom memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat ke kisaran 4,6%-4,78% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II-2025. Pertumbuhan ini makin melambat dibanding kinerja ekonomi pada kuartal I-2025, yakni 4,87% (yoy).

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan level pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 4,6%-4,7% (yoy) pada kuartal II-2025.

Bhima mengatakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini adalah realisasi belanja pemerintah dari gaji ke-13, dan mulai dibukanya sebagian blokir anggaran sebesar Rp86,6 triliun.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan memang telah melakukan pembukaan blokir atau realokasi hasil efisiensi belanja sebesar Rp86,6 triliun kepada 99 kementerian/lembaga (K/L) sampai 25 April 2025, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk prioritas pembangunan nasional.

"Kita lihat terus pada Juni ini realisasi belanja pemerintah akan tembus berapa. Kalau signifikan maka ada harapan pertumbuhan tidak anjlok di bawah 4,5% atau tidak makin melemah," ujar Bhima kepada Bloomberg Technoz, Kamis (15/5/2025).