Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sistem ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan perdagangan yang adil dan teratur. Dengan begitu, para investor memiliki kesempatan yang lebih proporsional dalam mengambil keputusan investasi berdasarkan informasi yang rasional, bukan karena kepanikan pasar.
Jenis-Jenis Auto Rejection: ARA dan ARB
Auto rejection dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
1. Auto Rejection Atas (ARA)
Auto Rejection Atas terjadi ketika harga saham naik terlalu tinggi dalam satu hari perdagangan. BEI menetapkan batas maksimum kenaikan harga berdasarkan rentang harga saham:
-
Saham dengan harga Rp 50–200: batas kenaikan maksimal sebesar 35%
-
Saham dengan harga Rp 200–5.000: batas kenaikan maksimal sebesar 25%
-
Saham dengan harga di atas Rp 5.000: batas kenaikan maksimal sebesar 20%.
Apabila harga saham melewati batas tersebut, maka sistem akan menolak order beli yang menyebabkan harga naik lebih lanjut.
2. Auto Rejection Bawah (ARB)
Sebaliknya, ARB terjadi saat harga saham turun melebihi batas minimum yang ditetapkan. Per 8 April 2025, BEI memberlakukan batas ARB sebesar 15% untuk seluruh kategori harga saham. Langkah ini bertujuan mengurangi potensi market crash akibat panic selling.
Penyesuaian Batas Auto Rejection: Langkah Adaptif BEI
BEI tidak bersifat kaku dalam menetapkan batas auto rejection. Penyesuaian dilakukan secara berkala sesuai dengan kondisi pasar. Misalnya, saat terjadi tekanan global atau gejolak ekonomi domestik, otoritas pasar bisa menurunkan atau menaikkan batas auto rejection untuk menjaga stabilitas pasar saham Indonesia.
Perubahan terbaru pada April 2025, di mana batas ARB ditetapkan menjadi 15% untuk semua saham, merupakan contoh bagaimana BEI merespons dinamika pasar. Penyesuaian ini dinilai penting agar pasar tetap kondusif dan tidak terjadi kepanikan berlebihan.
Pentingnya Memahami Auto Rejection bagi Investor

Bagi investor, terutama yang baru mulai berinvestasi di pasar modal, memahami mekanisme auto rejection sangat penting. Dengan memahami batasan-batasan harga yang diberlakukan oleh BEI, investor dapat:
-
Mengelola risiko: Memahami potensi penolakan order akibat pergerakan harga ekstrem.
-
Menyusun strategi perdagangan: Menyesuaikan strategi beli dan jual dengan batasan harga harian.
-
Meningkatkan pengambilan keputusan: Menghindari keputusan emosional yang bisa merugikan investasi.
Auto Rejection: Pilar Penting Keamanan Pasar Saham Indonesia
Secara keseluruhan, sistem auto rejection adalah bagian integral dari infrastruktur pasar modal Indonesia. Sistem ini menjaga agar perdagangan saham tetap berjalan secara tertib, adil, dan efisien. Dalam jangka panjang, keberadaan auto rejection dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.
Sebagai pelaku pasar, baik investor ritel maupun institusi, pemahaman yang baik terhadap mekanisme ini akan membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih cerdas dan terukur.
Auto rejection di Bursa Efek Indonesia bukan sekadar sistem teknis, melainkan fondasi penting dalam menjaga integritas dan kestabilan pasar modal. Dengan adanya batasan atas (ARA) dan batasan bawah (ARB), investor lebih terlindungi dari gejolak harga yang tidak wajar. Dalam ekosistem pasar yang semakin kompleks, memahami sistem ini adalah langkah awal yang cerdas dalam perjalanan investasi Anda.
Jika Anda ingin sukses di pasar saham, pastikan Anda tidak hanya tahu cara beli dan jual saham, tetapi juga paham bagaimana mekanisme seperti auto rejection bekerja untuk melindungi Anda dari risiko yang tidak diinginkan.
(seo)