Logo Bloomberg Technoz

BPR Beri Bunga Deposito Tinggi, Layakkah Jadi Sarana Investasi?

Ruisa Khoiriyah
03 March 2023 14:10

Nasabah menulis slip setoran di dekat ATM di cabang bank Banco Santander (Brasil) SA di Sao Paulo, Brasil. (Paulo Fridman/Bloomberg)
Nasabah menulis slip setoran di dekat ATM di cabang bank Banco Santander (Brasil) SA di Sao Paulo, Brasil. (Paulo Fridman/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pilihan instrumen investasi bagi para investor pemula atau investor ritel semakin beragam. Bila dulu orang Indonesia kebanyakan membiakkan aset di emas, deposito bank atau tanah dan rumah, beberapa tahun belakangan ini minat investasi masyarakat semakin melebar ke instrumen pasar modal. Agar tetap menarik, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menawarkan bunga deposito yang sangat tinggi. 

Catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai akhir 2022, jumlah investor pasar modal telah meningkat 9 kali lipat sejak 2017 dan kini sudah mencapai 10,3 juta investor. Memiliki portofolio saham atau reksa dana menjadi gaya hidup baru terutama di kalangan investor pemula generasi Z dan milenial yang tengah menapak puncak produktivitas.

Namun, seiring tren bunga tinggi yang membekap dunia sejak pandemi melandai, daya tarik investasi yang menawarkan pendapatan tetap tetap mulai dilirik kembali. Deposito perbankan yang dulu sempat ditinggalkan karena dinilai memberi imbalan kurang menarik dan sulit mengalahkan inflasi, saat ini mulai banyak ditawarkan dengan bunga menawan dan berhasil membetot minat banyak nasabah.

Bank-bank digital, sebagai contoh, berlomba menawarkan deposito dengan tawaran bunga atau imbal hasil tinggi hingga 8%. Jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat imbal hasil instrumen pendapatan tetap yang risikonya rendah seperti obligasi ritel ORI atau SBR yang tak sampai 6,5% per tahun.

Tidak mau ketinggalan, produk deposito perbankan lain seperti BPR kini juga semakin memantapkan posisinya di barisan pilihan membiakkan duit terutama bagi kalangan investor konservatif.

Perbandingan bunga/kupon berbagai instrumen investasi (Divisi Riset Bloomberg Technoz)