Logo Bloomberg Technoz

Berburu Cuan dari Investasi Pilihan Kuartal II-2023

Ruisa Khoiriyah
04 April 2023 14:58

Karyawan melihat layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Karyawan melihat layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tiga bulan pertama 2023 berlalu menyisakan torehan kinerja berbagai produk investasi keuangan yang bervariasi. Aliran modal asing yang cukup deras hingga di atas Rp 55 triliun selama kuartal 1 sudah mendongkrak kinerja investasi portofolio domestik.

Investasi berpendapatan tetap masih menjadi jawara dengan pergerakan return yang stabil. Hingga sisa tahun ini, instrumen fixed income diperkirakan masih akan menjadi pilihan investasi yang cemerlang.

Memasuki 2023, tema utama memang masih pertarungan melawan inflasi, buntut dari tren inflasi global akibat krisis geopolitik dan disrupsi rantai pasokan global pasca pandemi menjinak. Indonesia cukup beruntung karena inflasi akhirnya menunjukkan tanda-tanda jinak setelah sempat melejit buntut inflasi global dan keputusan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tahun lalu. Untuk menjangkar inflasi, bank sentral telah mengerek 225 bps BI7DRR sejak Agustus 2022.

Ancaman inflasi yang tinggi, membuat instrumen investasi yang memberi imbal hasil di atas kisaran inflasi serta bunga acuan, dan menawarkan keuntungan yang stabil, naik daun sepanjang kuartal 1 lalu. Ini yang membuat penawaran Surat Berharga Negara (SBN) ritel selalu laris manis diserbu masyarakat investor. 

SBN Ritel Bersaing dengan Deposito 

Ada dua SBN ritel yang dirilis oleh pemerintah pada kuartal 1 lalu, yaitu Saving Bond Ritel (SBR) seri 012 yang memberi imbal hasil 6,15%-6,35%. Lalu, Sukuk Ritel (SR) seri 018 dengan kupon 6,25%-6,40%. Keduanya berhasil membetot minat investor ritel senilai total Rp 43,67 triliun.