Logo Bloomberg Technoz

Masyarakat Kerap Terlilit Utang karena Tak Melek Keuangan

Wike Dita Herlinda
29 March 2023 12:52

Ilustrasi rupiah. (SeongJoon Cho/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Nusa Dua — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kesenjangan antara inklusi dan literasi keuangan (financial literacy) di Indonesia terus bertahan pada level tinggi, di atas 35%. Hal itu jadi salah satu pemicu banyaknya orang Indonesia yang terlilit utang atau menjadi korban peretasan data pribadi platform pinjaman online (pinjol).

Deputi Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sardjito menjabarkan tingkat literasi keuangan di Indonesia 10 tahun silam atau pada 2013 adalah 21,8% dengan level inklusi keuangan 59,7%. Artinya, terdapat kesenjangan sebesar 37,9%.

Tiga tahun berselang, atau pada 2016, tingkat literasi keuangan naik menjadi 29,7%. Sementara inklusi keuangan naik menjadi 67,8%. Hal ini menjadikan tingkat kesenjangan tahun tersebut justru makin tinggi, yaitu 38,1%.

Empat tahun lalu, atau pada 2019, tingkat literasi keuangan orang Indonesia sudah mencapai 38%. Untuk tingkat inklusi keuangannya 76,2%. Lagi-lagi, kesenjangannya makin naik menjadi 38,2%.

Baru pada 2022, kesenjangan tersebut berhasil diturunkan ke level 35,4%. Hal ini dicapai  lantaran tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia membaik ke level 49,7%, sedangkan inklusi keuangan 85,1%.