Logo Bloomberg Technoz

Pasar Obligasi Masih Waspadai Kenaikan BI Rate Lagi

Tim Riset Bloomberg Technoz
08 May 2024 10:05

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (Betty Laura Zapata/Bloomberg)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (Betty Laura Zapata/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Reli harga obligasi negara atau surat berharga negara (SBN) sejak tingkat imbal hasil menyentuh di atas 7%, mulai terjeda dengan pergerakan penurunan yield yang lebih pelan sejak perdagangan kemarin.

Kurva imbal hasil terlihat masih mempertahankan bentuk flat-inverted terutama antara tenor pendek di bawah 5Y dan menengah yaitu 6-12Y, menjadi sinyal para pelaku pasar masih mewaspadai risiko kenaikan bunga acuan BI rate dalam waktu dekat.

Sementara pagi ini, Rabu (8/5/2024), tingkat imbal hasil SBN di mayoritas tenor terlihat bergerak naik lagi mengindikasikan ada tekanan terhadap harga akibat permintaan jual. Tingkat imbal hasil SBN 5Y naik lagi ke 6,924%, begitu juga tenor 10Y yang beringsut naik ke 6,946%. 

"Bertahannya pola flat-inverted di INDOGB [SBN rupiah] dan INDON [SBN valas] menunjukkan bahwa pelaku pasar masih mempertimbangkan risiko kenaikan bunga acuan BI rate dalam waktu dekat. Kenaikan BI rate itu bisa terjadi bila inflasi inti CPI Amerika pada April tetap bertahan di level 0,4%," kata Lionel Prayadi, Fixed Income and Macro Strategist dan Research Analyst Nanda Rahmawati dari Mega Capital Sekuritas, dalam catatan untuk klien pagi ini.

Tingkat imbal hasil SBN hari ini kemungkinan bergerak sideways dengan yield INDOGB 10Y di kisaran 6,85%-6,95% dan INDON 10Y di 5,25%-5,35%. Begitu juga rupiah yang pada pembukaan pasar pagi ini tertekan ke Rp16.089/US$.