Logo Bloomberg Technoz

Hati-hati Utang Dolar Korporasi

Tim Riset Bloomberg Technoz
30 April 2024 09:00

Pekerja memperlihatkan dolar AS di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Senin (1/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja memperlihatkan dolar AS di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Senin (1/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Surat utang berdenominasi dolar Amerika yang diterbitkan oleh korporasi Indonesia, mencetak kinerja terburuk pada April menyusul keputusan Bank Indonesia mengerek bunga acuan BI rate, sehingga melonjakkan imbal hasil obligasi yang kian membebani biaya refinancing ke depan.

Beberapa perusahaan swasta di Indonesia, terutama di sektor properti, juga terlihat mulai melakukan beberapa upaya untuk mengantisipasi utang jatuh tempo dalam waktu dekat yang berpotensi lebih mahal akibat kejatuhan nilai tukar rupiah dan lonjakan imbal hasil surat utang. Nilai utang perusahaan swasta Indonesia ditaksir mencapai lebih dari US$8,1 miliar yang akan jatuh tempo sekarang hingga akhir 2025 mendatang.

Nilai itu setara Rp131,66 triliun dengan kurs dolar AS saat ini.

Mengacu pada data indeks Bloomberg USD Corporate dan indeks Quasi-Sovereign Indonesia, sampai 26 April lalu, telah mencatat penurunan 3,4% month-to-date. Penurunan itu menjadi kejatuhan bulanan terbesar sejak September 2022.

Beberapa obligasi korporasi RI dalam rupiah juga mencatat pemburukan yang sama, terutama surat utang dengan peringkat rendah. Imbal hasil obligasi korporasi rupiah dengan peringkat BBB naik hingga 11,4%, tertinggi sejak November 2022. Kenaikan imbal hasil berarti harga surat utang tengah tertekan aksi jual.