Logo Bloomberg Technoz

Gelombang Jual Pasar Surat Utang, Asing Hengkang Hampir Rp50 T

Tim Riset Bloomberg Technoz
29 April 2024 07:00

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pekan lalu Bank Indonesia menggagalkan ekspektasi mayoritas pelaku pasar dengan mengerek bunga acuan BI rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%. Langkah itu ditempuh guna menolong rupiah yang telah menjadi bulan-bulanan ketidakpastian global hingga menjebol level psikologis pelemahan.

Namun, langkah BI itu tidak serta merta ampuh menolong rupiah karena reaksi pasar yang masih berlangsung merespon pengetatan moneter lebih lanjut oleh bank sentral. Aksi jual di pasar surat utang negara membebani rupiah sehingga pelemahan berlanjut.

Sepanjang pekan lalu, imbal hasil SUN terus mendaki. Pada penutupan pasar Jumat pekan lalu, hampir semua tenor SUN kini mencatat yield di atas 7%. Data Bloomberg mencatat, tenor 1Y melonjak hingga 10,5 bps ke 7,033% pada Jumat, disusul oleh tenor 10Y yang naik imbal hasilnya 7,9 bps menjadi 7,154%, lalu 30Y yang juga naik 2,3 bps ke 7,089%.

Sebulan terakhir, lonjakan imbal hasil terbesar dicatat tenor pendek 1Y yang mencapai 77,7 bps, disusul oleh tenor 4Y yang naik 60,3 bps. Tekanan jual di pasar surat utang sudah diantisipasi sejalan dengan kenaikan BI rate dan sentimen buruk global yang juga memicu aksi jual di pasar obligasi dunia.

Bank Indonesia mencatat, selama 2024 ini hingga 25 April lalu, pemodal asing di Indonesia mencatat posisi jual bersih SBN sebesar Rp47,26 triliun. Selama empat hari perdagangan saja, 22-25 April, asing melepas Rp2,08 triliun.