Logo Bloomberg Technoz

Sri Mulyani Soal Rupiah Anjlok 5,3%: Harus Mulai Adaptasi Ekonomi

Azura Yumna Ramadani Purnama
26 April 2024 14:15

Ilustrasi Dollar Rupiah (Bloomberg Technoz)
Ilustrasi Dollar Rupiah (Bloomberg Technoz)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelemahan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terjadi di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia. Maka itu, negara-negara harus mulai melakukan berbagai penyesuaian dalam perekonomian, akibat dinamika pasar yang dapat berubah dengan sangat cepat.

"Negara-negara berkembang cenderung berhati-hati untuk memitigasi risiko ketidakpastian global," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN April 2024, Jumat (26/4/2024).

Ia menjelaskan, penurunan nilai tukar di berbagai negara tersebut disebabkan indeks dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan sebesar 4,5%. Dengan begitu, hal tersebut merupakan salah satu penyebab rupiah anjlok hingga berada di atas Rp16.000 per dolar AS.

“Indonesia dalam hal ini nilai tukarnya di -5,7% (year to date/ytd) depresiasinya. Negara-negara disekitar kita dan negara berkembang, G20 dalam kondisi mirip, ada yang parah tergantung pondasi dan kondisi ekonomi masing-masing,” kata Sri mulyani dalam Konferensi Pers APBN April 2024, Jumat (26/4/2024).

Sri Mulyani juga menjelaskan depresiasi nilai tukar di beberapa negara tetangga RI dan negara-negara berkembang, seperti Lira Turki melemah 10,4%, Thailand Baht mengalami pelemahan sebesar 8,56%, Korean Won melemah 6,31%, Brazil Real melemah 5,06%, Vietnam Dong melemah 4,72%, Afrika Selatan Rand melemah 4,71%, hingga Filipina Peso melemah 3,9%.